Pulang kampung ke Thailand disambut gempa besar, postingan Jirayut pamit mudik disorot. Berita mengenai Jirayut yang pulang kampung ke Thailand ditengah suasana heboh karena adanya gempa dahsyat tentunya menarik untuk dibahas dari berbagai sudut pandang. Pertama, kita perlu mengakui bahwa situasi bencana seperti gempa bumi adalah kondisi yang sangat sensitif. Banyak orang terdampak dan berada dalam situasi yang tidak nyaman. Dalam konteks ini, keputusan Jirayut untuk mudik bisa dipandang sebagai tindakan yang berisiko jika tidak mempertimbangkan keselamatan dirinya dan orang-orang di sekitarnya. Di satu sisi, ada argumen bahwa setiap orang berhak untuk kembali ke kampung halamannya, terutama dalam momen-momen penting atau ketika ada panggilan emosional dari keluarga. Mudik bisa jadi merupakan cara untuk mendukung dan berinteraksi dengan keluarga yang mungkin sedang mengalami kesulitan akibat bencana. Hal ini tentunya bisa memberikan dampak positif, baik secara emosional maupun psikologis. Namun, di sisi lain, reaksi publik terhadap keputusan tersebut bisa dimengerti. Dalam era media sosial, setiap keputusan atau aksi pribadi bisa mendapatkan perhatian yang sangat besar, dan banyak orang mungkin merasa kurang simpatik melihat seseorang yang sepertinya 'menikmati' suasana mudik di tengah kesedihan orang lain. Belum lagi, ada kekhawatiran mengenai potensi penyebaran berita atau isu jika tindakan mudik ini tidak sensitif terhadap keadaan sekitar. Dalam hal ini, Jirayut perlu lebih berhati-hati dalam mendistribusikan informasi atau mengekspresikan keputusannya di media sosial. Sebagai seorang publik figur, tanggung jawab yang diemban Jirayut juga lebih berat. Apa yang ia lakukan dan bagaimana ia mengekspresikannya dapat mempengaruhi pandangan penggemarnya dan publik secara keseluruhan. Dalam situasi bencana, penting bagi publik figur untuk menunjukkan empati dan dukungan terhadap korban, sisanya adalah bagaimana ia bisa menggunakan platform yang dimilikinya untuk membantu mengedukasi masyarakat tentang pentingnya kesiapsiagaan bencana atau memberikan dukungan terhadap relawan dan organisasi yang terlibat. Secara keseluruhan, setiap tindakan perlu dianalisis tidak hanya dari sudut pandang individu, tetapi juga dampak yang ditimbulkan di masyarakat luas. Disinilah letak pentingnya komunikasi yang baik dan pengertian contextual yang mendalam, terutama ketika berbicara dalam hal yang berhubungan dengan bencana. Dapat dikatakan, saat-saat seperti ini mengharuskan kita untuk lebih peka dan saling menghormati, baik dalam tindakan maupun dalam ungkapan kita.