Tahun ini, Pemkot Surabaya kembali menggelar salat id di halaman balai kota. Berita mengenai pelaksanaan Salat Id di Balai Kota Surabaya yang dipimpin oleh Wali Kota Eri Cahyadi membawa makna yang mendalam dalam kerangka sosial dan spiritual masyarakat. Melalui ajakan Wali Kota untuk saling bantu menguatkan, terlihat bahwa semangat kolaborasi dan solidaritas sangat penting di tengah tantangan yang dihadapi oleh banyak orang, terutama setelah masa-masa sulit akibat pandemi COVID-19. Salat Id tidak hanya merupakan ibadah ritual semata, tetapi juga momen untuk memperkuat rasa kebersamaan dan persatuan. Dengan melaksanakan Salat Id di tempat yang simbolis seperti Balai Kota, Wali Kota Eri menunjukkan bahwa pemerintah hadir untuk memfasilitasi kegiatan keagamaan yang menjadi bagian integral dari kehidupan masyarakat. Ini adalah langkah positif, karena menunjukkan responsivitas pemerintah terhadap kebutuhan spiritual masyarakat. Pesan saling bantu dan menguatkan juga sangat relevan dalam konteks saat ini. Banyak warga yang masih merasakan dampak ekonomi yang tersisa akibat pandemi. Dalam situasi seperti ini, ajakan untuk saling membantu dapat menginspirasi masyarakat untuk berbagi, baik itu dalam bentuk materi maupun non-materi. Ini adalah bentuk nyata dari nilai-nilai kebersamaan yang diajarkan dalam berbagai agama, termasuk Islam. Masyarakat Jawa Timur, khususnya Surabaya, dikenal dengan budaya gotong royongnya. Dengan semakin memperkuat nilai ini, Wali Kota Eri berupaya untuk menciptakan lingkungan yang lebih inklusif dan saling mendukung. Hal ini juga dapat meningkatkan rasa kepemilikan masyarakat terhadap program-program pemerintah dan mendorong partisipasi aktif dalam pembangunan daerah. Selain itu, pelaksanaan Salat Id di Balai Kota juga mencerminkan upaya pemerintah dalam menciptakan ruang publik yang ramah bagi umat beragama. Ini sangat penting untuk mendukung toleransi beragama dan memperkuat kohesivitas sosial antarwarga dari latar belakang yang berbeda. Dengan memfasilitasi tempat ibadah yang nyaman dan aman, pemerintah menunjukkan komitmennya untuk menjamin hak-hak beragama warganya. Kegiatan ini juga bisa menjadi momentum bagi pemerintah untuk mendengarkan aspirasi masyarakat. Momen seperti Salat Id dapat dimanfaatkan untuk menjalin komunikasi yang lebih baik antara pemimpin dan rakyat. Dalam suasana yang penuh berkah seperti ini, warga mungkin lebih terbuka untuk menyampaikan harapan dan keluhan mereka. Ini akan membantu pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang lebih responsif. Terakhir, kehadiran Wali Kota di tengah-tengah masyarakat dalam momen spesial ini menjadi simbol bahwa pemimpin tidak berada jauh dari rakyatnya. Ini adalah sebuah bentuk kepemimpinan yang empatik; Wali Kota Eri menunjukkan bahwa dia peduli terhadap kesejahteraan masyarakat dan siap membantu mengatasi berbagai tantangan. Dengan langkah-langkah yang tepat, harapannya adalah bisa tercipta Surabaya yang lebih harmonis, berdaya saing, dan penuh semangat gotong royong.