Loading...
Perombakan manajemen Perseftim membuat posisi Manajer Teknis, Herman Vicky Betan dan Manajer Umum, Nikolaus Beoang, harus ‘ditendang’
Saya tidak memiliki akses langsung ke artikel atau berita tertentu, termasuk yang berjudul 'Askab Flores Timur dan Manajemen Perseftim ‘Pecah.’ Diduga Soal Keuangan - Pos-kupang.com'. Namun, saya bisa memberikan analisis umum mengenai isu konflik di lingkungan organisasi olahraga, terutama yang berkaitan dengan masalah keuangan.
Isu internal yang terjadi antara Askab (Asosiasi Kabupaten) dan manajemen klub Perseftim (Persatuan Sepak Bola Flores Timur) menunjukkan betapa pentingnya transparansi dan komunikasi yang baik dalam organisasi. Ketika masalah keuangan muncul, hal ini sering kali menjadi pemicu konflik, karena setiap pihak merasa bahwa kepentingan dan hak-haknya terancam. Dalam konteks ini, sangat penting untuk mencari solusi yang saling menguntungkan agar tidak merugikan perkembangan sepak bola di daerah tersebut.
Konflik seperti ini dapat berdampak negatif terhadap implementasi program pengembangan sepak bola. Jika pengurus tidak dapat berfungsi dengan baik karena masalah internal, maka kegiatan liga, pelatihan, dan pencarian bakat akan terganggu. Ini adalah kerugian bukan hanya bagi klub itu sendiri, tetapi juga bagi pemain muda yang berharap untuk mendapatkan kesempatan berkarier di dunia sepak bola.
Selanjutnya, penting juga untuk melihat peran stakeholders lainnya, seperti sponsor dan pemerintah daerah. Mereka sering kali memiliki pengaruh besar dalam mendukung stabilitas klub. Jika masalah keuangan terus berlanjut, ini bisa merembet pada hilangnya dukungan dari sponsor dan komunitas, yang tentunya akan menyulitkan klub dalam jangka panjang.
Ke depan, sangat diperlukan mediasi atau pendekatan yang lebih konstruktif untuk menyelesaikan masalah ini. Pihak ketiga yang netral mungkin diperlukan untuk membantu menyepakati jalan keluar yang efektif. Dialog terbuka dan penghargaan terhadap misi dan visi bersama adalah langkah krusial untuk memulihkan hubungan yang rusak.
Dalam konteks yang lebih luas, kejadian ini juga bisa menjadi pelajaran bagi klub-klub lain tentang pentingnya pengelolaan keuangan yang transparan dan akuntabel. Selain itu, organisasi olahraga di tingkat lokal perlu lebih memperkuat struktur manajerial dan keuangan untuk menghindari terulangnya konflik serupa di masa depan.
Secara keseluruhan, dinamika yang terjadi di Askab Flores Timur dan Perseftim merupakan pengingat bagi semua pihak yang terlibat dalam dunia olahraga untuk senantiasa memprioritaskan kerja sama, komunikasi yang jelas, serta manajemen yang baik demi kemajuan sepak bola di daerah tersebut.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment