Loading...
Gubernur Sumut Bobby Nasution menyoroti kedisiplinan ASN pasca-libur Lebaran, menegur ketidakhadiran dan keterlambatan apel.
Berita mengenai Bobby Nasution yang menyinggung aparatur sipil negara (ASN) yang tidak hadir pada hari pertama kerja karena alasan pesawat delay dan terlambat dalam apel menunjukkan satu sisi menarik dari dinamika pemerintahan dan manajemen SDM (sumber daya manusia) di Indonesia. Dalam konteks ini, penting untuk melihat beberapa aspek yang menjadi sorotan.
Pertama, kehadiran ASN dalam setiap kegiatan pemerintahan adalah hal yang sangat penting. Mereka merupakan garda terdepan dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat. Ketika Bobby menyinggung ketidakhadiran ASN pada hari pertama kerja, ini bisa dimaklumi sebagai bentuk penekanan bahwa disiplin dan tanggung jawab dalam menjalankan tugas adalah hal yang tidak bisa ditawar. Apalagi pada hari-hari awal setelah cuti yang panjang, semangat dan kedisiplinan harus selalu dijaga agar kinerja tetap optimal.
Namun, perlu juga dilihat dari perspektif lain, yakni konteks di mana alasan ketidakhadiran ASN tersebut terjadi. Delay pesawat adalah situasi yang di luar kendali individu. Situasi darurat seperti ini sering kali terjadi dan dapat mempengaruhi banyak orang. Oleh karena itu, penting bagi manajemen di setiap instansi untuk mempertimbangkan faktor-faktor eksternal yang dapat memengaruhi kehadiran pegawai. Proses komunikasi yang baik antara ASN dan atasan juga perlu ditingkatkan, agar situasi seperti ini tidak menjadi sumber masalah yang berlarut-larut.
Lebih jauh lagi, langkah Bobby untuk mengingatkan ASN tentang kedisiplinan perlu disertai dengan kebijakan atau sistem yang mendukung. Misalnya, jika seorang ASN tertahan karena alasan yang sah, sebaiknya ada mekanisme pengajuan permohonan untuk tidak mendapat sanksi. Dengan cara ini, ASN akan merasa lebih dihargai dan dipahami, sekaligus tetap diarahkan untuk melaksanakan tugas mereka dengan baik.
Selain itu, pengawasan dan evaluasi terhadap kehadiran ASN harus dilakukan secara berkala untuk menciptakan budaya kerja yang positif. Hal ini tidak hanya menjadi tanggung jawab satu individu atau pimpinan saja, tetapi juga memerlukan kerjasama dari seluruh pihak dalam instansi. Dengan menciptakan lingkungan kerja yang mendukung, disiplin dapat tumbuh secara alami dalam diri setiap ASN.
Pada akhirnya, apa yang disampaikan Bobby bisa menjadi pemicu untuk diskusi yang lebih luas mengenai apa arti disiplin di kalangan ASN dan bagaimana seharusnya penerapannya. Komunikasi yang transparan dan kebijakan yang adil akan sangat membantu dalam menciptakan suasana kerja yang produktif, di mana setiap ASN dapat merasa terlibat dan berkontribusi positif. Respons yang bijak terhadap situasi semacam ini dapat memperkuat citra pemerintah dan meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi ASN.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment