Tabrakan Kereta api commuter line Jenggala Vs truk trailer di Kebomas Gresik itu terjadi sekitar 18.00 WIB, Selasa (8/4/2025). Kecelakaan yang melibatkan Kereta Api Jenggala dan truk trailer di Gresik merupakan sebuah peristiwa yang sangat tragis dan patut disayangkan. Kecelakaan semacam ini sering kali mengangkat isu keselamatan transportasi di Indonesia, di mana kecelakaan antara kereta api dan kendaraan berat seperti truk masih menjadi masalah yang cukup serius. Pertama-tama, perlu dicermati bahwa insiden ini menimbulkan risiko besar bagi nyawa dan keselamatan manusia. Kehilangan nyawa atau cedera pada masinis, seperti yang dilaporkan, merupakan sebuah tragedi yang dapat berdampak luas pada keluarga dan rekan-rekan kerja. Dalam transportasi umum, keselamatan merupakan hal yang sangat prioritas, dan setiap kecelakaan seperti ini menimbulkan pertanyaan tentang sejauh mana sistem keselamatan yang ada dapat dikendalikan dan diperbaiki. Lebih jauh lagi, kecelakaan ini juga harus menarik perhatian pada infrastruktur yang ada. Banyak jalur kereta yang masih bertumpu pada sistem perlintasan yang kurang memadai dalam memberikan himbauan atau tanda peringatan bagi pengemudi kendaraan lainnya. Dalam banyak kasus, kurangnya sinyal atau alat peringatan yang jelas dapat menjadi penyebab utama terjadinya kecelakaan. Oleh karena itu, perlu adanya evaluasi dan perbaikan infrastruktur jalur kereta api, khususnya di perlintasan-perlintasan yang sibuk. Dari sudut pandang regulasi, diperlukan penegakan hukum yang lebih ketat bagi pengemudi kendaraan berat yang sering kali mengabaikan tanda-tanda peringatan di perlintasan kereta api. Selain itu, kampanye kesadaran publik tentang keselamatan di perlintasan kereta api sangat diperlukan. Edukasi bagi pengemudi agar lebih memperhatikan situasi di sekitar perlintasan kereta dapat menjadi langkah preventif yang sangat efektif. Kecelakaan seperti ini juga memberikan dampak ekonomi yang tidak bisa diabaikan. Kereta api berfungsi sebagai salah satu sarana transportasi penting untuk distribusi barang dan penumpang. Apabila terjadi kecelakaan, tidak hanya berpotensi mengakibatkan kerugian bagi operasional kereta, tetapi juga dapat mempengaruhi rantai pasokan dan mobilitas masyarakat di area tersebut. Akhirnya, tragedi ini seharusnya menjadi pengingat bahwa keselamatan transportasi adalah tanggung jawab bersama. Baik pengguna kendaraan, pemerintah, dan perusahaan transportasi perlu bekerja sama untuk menciptakan sistem yang lebih aman dan efisien. Diharapkan, ke depan akan ada lebih banyak langkah konkrit untuk mencegah terjadinya kecelakaan serupa, serta memberikan perlindungan yang lebih baik bagi semua pengguna transportasi di Indonesia.