Dikatakan, dalam pelaksanaan haji, CJH juga akan mengikuti pemantapan haji ke depan ini Berita tentang keberangkatan 117 Calon Jemaah Haji (CJH) dari Nagan Raya yang masuk dalam Kloter 5 dan bergabung dengan CJH dari Pidie Jaya, Abdya, dan Aceh Besar adalah kabar yang menggembirakan. Perjalanan haji adalah salah satu rukun Islam yang sangat diidamkan oleh umat Muslim di seluruh dunia. Setiap tahun, ratusan ribu jamaah dari Indonesia berangkat ke Tanah Suci untuk menunaikan ibadah ini, dan bergabungnya CJH Nagan Raya dalam satu kloter dengan daerah lain menunjukkan koordinasi yang baik dalam penyelenggaraan haji. Pertama-tama, pengelompokan CJH dalam kloter yang sama memudahkan dalam manajemen dan pengawasan selama proses keberangkatan. Dengan adanya sinergi antara daerah, diharapkan dapat mengoptimalkan pelayanan, mulai dari pemantauan kesehatan, pemfasilitasan transportasi, hingga bimbingan ibadah. Hal ini tentu sangat penting untuk memastikan bahwa semua jemaah merasa nyaman dan aman selama perjalanan, khususnya mengingat banyaknya tantangan yang mungkin mereka hadapi dalam perjalanan ke Tanah Suci. Selain itu, keberangkatan dalam satu kloter juga membawa makna sosial dan emosional bagi CJH. Mereka bisa saling berinteraksi dan berbagi pengalaman, bahkan sebelum melaksanakan ibadah haji. Membangun ikatan sosial ini menjadi penting, karena salah satu aspek dari ibadah haji adalah kesatuan dan persaudaraan di antara sesama Muslim. Melihat ratusan ribu jemaah dari berbagai belahan dunia beribadah bersama adalah bentuk nyata dari persatuan umat Islam. Namun, selain aspek positif, juga perlu diingat bahwa perjalanan haji tidak lepas dari tantangan, baik fisik maupun mental. CJH harus siap menghadapi cuaca yang panas, kondisi yang padat, dan kebutuhan untuk menjaga kesehatan. Oleh karena itu, penting bagi pihak penyelenggara untuk memberikan briefing dan persiapan matang agar CJH dapat menjalani ibadah haji dengan baik dan penuh khusyuk. Dari sisi kesehatan, perhatian yang cukup juga harus diberikan. Dalam beberapa tahun terakhir, kita telah melihat perhatian yang lebih besar terhadap kesehatan jemaah, terutama di masa pandemi. Oleh karena itu, pemantauan kesehatan sebelum keberangkatan dan selama di Tanah Suci perlu diterapkan demi menjamin keselamatan dan kenyamanan semua jemaah. Kita juga berharap bahwa keberangkatan CJH ini dapat memberikan dorongan bagi masyarakat di Nagan Raya, Pidie Jaya, Abdya, dan Aceh Besar untuk lebih mempersiapkan diri dalam mengikuti ibadah haji di masa akan datang. Keterlibatan komite atau kelompok pembinaan haji di tingkat masyarakat dapat menjadi motor penggerak agar lebih banyak lagi Jamaah yang berkeinginan untuk menjalankan ibadah ini. Dengan demikian, keberangkatan 117 CJH ini bukan hanya sekadar perjalanan fisik ke Tanah Suci, tetapi juga mengandung banyak makna yang lebih dalam. Ini adalah momen untuk memperkuat iman, silaturahmi antar sesama, serta pengingat bagi kita semua tentang pentingnya saling mendukung dalam menjalankan ajaran agama. Semoga semua CJH dapat menunaikan ibadah haji dengan baik dan kembali dengan membawa berkah dan pengalaman spiritual yang berharga.