Tiba-tiba bermunculan spanduk di beberapa sudut Kota Banjarbaru yang isinya mengajak mencoblos kotak kosong saat PSU nanti Berita mengenai spanduk ajakan untuk mencoblos dan memenangkan kotak kosong di Banjarbaru menciptakan respons yang beragam di kalangan masyarakat. Fenomena 'kotak kosong' sering dijadikan simbol protes terhadap pemilihan umum, mencerminkan ketidakpuasan pemilih terhadap kandidat yang ada. Dalam konteks ini, ajakan untuk memenangkan kotak kosong bisa diartikan sebagai penolakan terhadap pilihan yang dianggap tidak layak atau tidak mewakili aspirasi masyarakat. Pertama-tama, niat di balik ajakan untuk memilih kotak kosong harus diperhatikan. Ini bisa jadi merupakan refleksi dari suara sebagian masyarakat yang merasa tidak terwakili oleh para kandidat yang berdiri dalam pemilihan. Dengan demikian, kotak kosong menjadi alternatif bagi pemilih yang menginginkan perubahan tetapi tidak menemukan kandidat yang sesuai harapan mereka. Dalam demokrasi, pilihan ini sah dan mencerminkan pluralitas pandangan yang ada di masyarakat. Namun, di satu sisi, adanya ajakan untuk memenangkan kotak kosong dapat menimbulkan kebingungan di kalangan pemilih yang sebelumnya sudah memiliki pandangan tentang kandidat tertentu. Spanduk tersebut bisa memicu pemecahan suara dan menimbulkan perdebatan di kalangan masyarakat tentang apa arti sebenarnya dari kotak kosong. Apakah pilihan tersebut akan memberikan pengaruh positif untuk perbaikan di masa depan, atau justru akan menghambat proses pemilihan dengan menciptakan hasil yang tidak jelas? Ada juga konteks sosial-politik yang perlu dicermati. Jika spanduk tersebut muncul dalam situasi ketegangan politik atau dalam konteks di mana kepercayaan masyarakat terhadap pemimpin atau sistem politik sedang rendah, hal ini bisa dilihat sebagai tanda bahwa masyarakat ingin menyampaikan pesan kuat kepada pihak penyelenggara pemilu. Ini adalah kesempatan untuk mendorong dialog yang lebih konstruktif antara masyarakat dan pemimpin. Dari sudut pandang hukum, penting untuk memastikan bahwa penyebaran pesan seperti ini tidak melanggar ketentuan yang ada. Dalam setiap pemilu, ada aturan yang harus diikuti tentang kampanye dan pilihan yang diperbolehkan. Oleh karena itu, pihak berwenang perlu menilai apakah spanduk tersebut berhak ada dan diizinkan, serta dampaknya terhadap proses pemilu. Akhirnya, apa yang terjadi di Banjarbaru ini bisa menjadi pengingat bahwa partisipasi aktif dalam demokrasi tidak hanya diukur dari hadirnya di tempat pemungutan suara, tetapi juga dari kemampuan untuk menyuarakan pendapat dan aspirasi melalui berbagai cara. Apapun hasil pemilihan, penting untuk terus membangun kesadaran akan hak dan tanggung jawab sebagai warga negara dalam menentukan arah masa depan daerah dan bangsa.