Merespons keluhan bau pesing di sebagian kawasan Malioboro, Kepala UPT Malioboro mengatakan pihaknya sudah melakukan penyemprotan rutin dua kali dalam seminggu. Berita mengenai "Heboh Malioboro Bau Pesing, Pemkot: Kita Semprot Seminggu 2 Kali" mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh pemerintah daerah dalam menjaga kebersihan tempat-tempat umum, terutama di kawasan wisata yang menjadi ikon suatu daerah. Malioboro, sebagai salah satu jalan paling terkenal di Yogyakarta, merupakan pusat perhatian banyak wisatawan, sehingga penting untuk memastikan bahwa kondisi tempat tersebut tidak hanya menarik secara visual tetapi juga higienis. Tangapan negatif dari masyarakat mengenai bau tidak sedap tentu memiliki dampak yang signifikan terhadap citra Malioboro sebagai destinasi wisata. Aroma tidak menyenangkan dapat mengurangi kenyamanan pengunjung dan bahkan berpotensi mengurangi jumlah kunjungan wisatawan. Oleh karena itu, langkah Pemerintah Kota (Pemkot) yang melakukan penyemprotan seminggu dua kali untuk mengatasi masalah ini menunjukkan respons yang cepat dan tanggap terhadap keluhan masyarakat. Namun, solusi yang diterapkan sebaiknya tidak hanya bersifat sementara. Penyemprotan yang dilakukan dua kali seminggu jelas merupakan langkah awal yang baik, tetapi pemerintah sebaiknya juga mengevaluasi sumber masalah yang lebih dalam. Misalnya, apakah bau ini berasal dari limbah yang mengalir di selokan atau bisa jadi karena kurangnya kesadaran masyarakat dan pedagang kaki lima dalam menjaga kebersihan lingkungan. Melibatkan masyarakat dalam program pembersihan dan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan juga bisa menjadi langkah strategis yang efektif. Penting untuk menyadari bahwa masalah kebersihan tidak dapat diatasi hanya dengan tindakan fisik semata. Kesadaran dan partisipasi masyarakat sangat penting untuk menjaga kebersihan dan keindahan Malioboro. Pemkot bisa mengadakan kampanye yang mengajak warga dan pedagang untuk turut andil dalam menjaga kebersihan lingkungan sekitar mereka. Hal ini bisa menciptakan rasa memiliki yang lebih besar terhadap kawasan tersebut dan mengurangi keluhan yang muncul. Selanjutnya, perlu ada komunikasi yang baik antara pemerintah dengan masyarakat. Penyampaian informasi mengenai upaya yang dilakukan Pemkot dan juga pengaduan dari masyarakat seharusnya bisa berjalan dua arah. Ini akan meningkatkan transparansi dan kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Dengan demikian, partisipasi warga dalam menjaga kebersihan juga akan meningkat. Secara keseluruhan, berita ini memberikan gambaran yang jelas mengenai tantangan yang dihadapi dalam menjaga kebersihan lingkungan di area publik. Meskipun langkah yang diambil Pemkot adalah langkah positif, penanganan yang menyeluruh dan melibatkan semua pihak terkait akan lebih efektif untuk menciptakan Malioboro yang bersih, nyaman, dan tetap menjadi kebanggaan bagi masyarakat serta menarik bagi wisatawan. Melalui kolaborasi dan kesadaran bersama, masalah ini bisa diatasi dengan lebih baik dan berkelanjutan.