Warga Desa Tepian di Nunukan hanya nikmati listrik 4 jam/hari akibat aki PLTS rusak. Mereka harap segera terhubung jaringan PLN. Berita yang berjudul "Listrik Hanya Menyala 4 Jam dan Internet Nihil: Potret Desa Tepian Nunukan yang Terisolasi" memberikan gambaran yang sangat mencolok tentang kondisi masyarakat di daerah terpencil di Indonesia. Fenomena ini mencerminkan ketimpangan yang masih mengemuka antara wilayah perkotaan dan pedesaan, serta tantangan yang dihadapi oleh masyarakat di daerah terpencil. Ketidaktersediaan akses listrik dan internet tidak hanya membatasi pencapaian ekonomi, tetapi juga menghalangi akses informasi dan pendidikan yang penting bagi perkembangan masyarakat. Pertama-tama, keterbatasan akses listrik yang hanya menyala selama empat jam sehari menunjukkan kepada kita betapa pentingnya infrastruktur energi dalam mendukung kehidupan sehari-hari. Listrik merupakan sumber daya dasar yang mempengaruhi banyak aspek, mulai dari pendidikan, kesehatan, hingga peluang ekonomi. Dalam konteks pendidikan, misalnya, anak-anak yang belajar di malam hari tidak memiliki penerangan yang cukup, sehingga mempengaruhi kualitas belajar mereka. Di sisi lain, keterbatasan listrik juga memengaruhi kegiatan ekonomi lokal, seperti usaha mikro yang memerlukan energi untuk beroperasi. Hal yang tak kalah penting adalah isu konektivitas, di mana ketiadaan internet dapat memperparah isolasi sosial dan ekonomi desa-desa seperti Tepian Nunukan. Di era digital seperti sekarang, akses internet bukan hanya sekadar kebutuhan, tetapi sudah menjadi kebutuhan dasar. Masyarakat yang terhubung dengan internet dapat mengakses informasi, berkomunikasi dengan dunia luar, dan menjelajahi peluang ekonomi yang lebih luas. Tanpa akses ini, mereka benar-benar berada dalam keterasingan, yang membatasi potensi mereka untuk berkembang dan bersaing di era global. Selanjutnya, berita ini juga mencerminkan perlunya perhatian dan tindakan dari pemerintah dan pihak terkait dalam memperbaiki kondisi kehidupan masyarakat di daerah terpencil. Investasi dalam infrastruktur listrik dan konektivitas internet harus menjadi prioritas untuk memastikan bahwa semua warga negara, tanpa terkecuali, memiliki akses yang sama terhadap sumber daya penting ini. Program pemerintah yang berfokus pada pembangunan daerah tertinggal perlu ditingkatkan dan didukung dengan baik agar dapat memberikan dampak positif yang nyata bagi masyarakat. Akhirnya, berita ini mengingatkan kita akan pentingnya perhatian kita terhadap isu-isu sosial dan ekonomi yang masih ada di Indonesia. Ketidaksetaraan yang mencolok ini tidak hanya merupakan tantangan bagi mereka yang tinggal di daerah terpencil, tetapi juga tantangan bagi kita semua sebagai bangsa. Solidaritas, kesadaran, dan upaya bersama sangatlah dibutuhkan untuk memastikan bahwa setiap individu, tanpa memandang lokasi geografisnya, dapat menikmati kehidupan yang layak dan berkesempatan untuk maju. Hanya dengan cara ini, kita dapat membangun masa depan yang lebih baik dan inklusif untuk seluruh rakyat Indonesia.