'Program ini sangat bagus kami mendukung penuh. Cuma jangan hanya sebentar saja harus dijalankan tuntas. Berita yang berjudul 'Ketua Komisi IV DPRK Pidie: Program One Day One Ayat Jangan Hanya Simbolis' menunjukan pentingnya implementasi program-program yang tidak hanya berorientasi pada simbolisme, tetapi juga pada dampak nyata bagi masyarakat. Program 'One Day One Ayat', yang biasanya bertujuan untuk mendorong masyarakat membaca dan memahami Al-Qur'an setiap harinya, adalah inisiatif yang sangat positif. Namun, jika hanya bersifat simbolis tanpa adanya penguatan pada praktik dan pemahaman, tujuan dari program tersebut dapat dengan mudah terabaikan. Tanggapan dari Ketua Komisi IV DPRK Pidie menunjukkan kesadaran yang tinggi akan perlunya akselerasi dalam penerapan program ini. Penekanan terhadap aspek realisasi daripada hanya sekadar seremoni menjadi sangat penting, sebab keberhasilan suatu program dapat diukur dari sejauh mana ia mampu memberikan manfaat dan perubahan yang signifikan dalam kehidupan masyarakat. Dalam konteks ini, implementasi yang konsisten dan terencana menjadi kunci untuk memastikan bahwa masyarakat dapat benar-benar merasakan dampak dari program yang ada. Selain itu, program ini juga perlu didukung dengan berbagai kegiatan lain yang memperkuat implementasinya. Misalnya, pelatihan bagi masyarakat tentang cara memaknai ayat-ayat yang dibaca, dan diskusi kelompok untuk membahas aplikasi dari ajaran Al-Qur'an dalam kehidupan sehari-hari. Dengan cara ini, program ini akan lebih dari sekedar membaca, tetapi juga menciptakan pemahaman yang mendalam dan relevansi di dalam konteks sosial yang lebih luas. Penting juga untuk melibatkan berbagai kalangan dalam pelaksanaan program ini, termasuk pemuda, tokoh masyarakat, dan organisasi keagamaan. Dengan melibatkan berbagai pihak, diharapkan program ini tidak hanya menjadi tanggung jawab pemerintah atau DPRK saja, tetapi juga menjadi bagian dari gerakan bersama dalam meningkatkan kualitas spiritual masyarakat. Selain itu, kolaborasi antar berbagai elemen komunitas akan meningkatkan rasa memiliki dan tanggung jawab terhadap program tersebut. Kesuksesan program 'One Day One Ayat' juga memerlukan evaluasi yang berkala untuk mengukur efektifitasnya. Melalui evaluasi, pihak terkait dapat mengetahui faktor apa saja yang mendukung atau menghambat pelaksanaan di lapangan. Dengan demikian, perbaikan berkelanjutan dapat dilakukan, dan program ini bisa berjalan dengan lebih optimal. Dalam kesimpulannya, inisiatif seperti 'One Day One Ayat' memiliki potensi besar untuk membawa perubahan positif jika diimplementasikan dengan serius dan terencana. Pendekatan yang tidak hanya simbolis, tetapi berbasis pada tindakan nyata dan partisipasi aktif dari masyarakat akan menjadikan program ini lebih relevan dan berdampak luas. Langkah-langkah konkret yang diambil oleh DPRK Pidie dalam mengawasi dan memfasilitasi program ini patut diapresiasi, karena menunjukkan komitmen mereka terhadap peningkatan kualitas spiritual masyarakat.