Pertemuan kedua di Makarem itu Kembali membahas tentang upaya bersama untuk menyelesaikan kasus tersebut. Berita mengenai konflik tapal batas antara Indonesia dan Timor Leste di Naktuka tentunya mencerminkan tantangan yang berkelanjutan dalam hubungan bilateral kedua negara. Meskipun Indonesia dan Timor Leste telah menyatakan komitmen untuk menyelesaikan permasalahan ini melalui dialog dan negosiasi, fakta bahwa konflik ini belum menemukan titik temu menunjukkan kerumitan isu-isu yang terlibat, termasuk aspek sejarah, politik, dan sosial. Pertama-tama, penting untuk memahami konteks sejarah dari konflik ini. Sejak mendapatkan kemerdekaan, Timor Leste dan Indonesia memiliki hubungan yang rumit. Meskipun Indonesia telah mengakui kemerdekaan Timor Leste pada tahun 2002, isu-isu seputar pembagian wilayah dan sumber daya alam di sepanjang perbatasan tetap menjadi sumber ketegangan. Naktuka, sebagai daerah yang diperdebatkan, tidak hanya melibatkan pertikaian legal terkait batas wilayah, tetapi juga dampak sosial ekonomi bagi masyarakat yang tinggal di daerah tersebut. Di satu sisi, kedua negara memiliki kepentingan untuk menjaga stabilitas dan perdamaian di kawasan. Indonesia sebagai negara yang lebih besar tentu memiliki pengaruh yang signifikan, namun Timor Leste juga berusaha menunjukkan kedaulatannya dan membangun identitas nasional. Pendekatan yang kolaboratif dan berbasis dialog harus terus ditekankan agar kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan yang saling menguntungkan, serta mempertimbangkan kepentingan masyarakat lokal yang terdampak oleh sengketa tersebut. Selain itu, perlunya mediasi internasional juga tidak bisa diabaikan. Dalam beberapa kasus, pihak ketiga yang netral dapat membantu memfasilitasi pembicaraan dan mencari solusi yang lebih objektif. Pengalaman negara-negara lain dalam menyelesaikan konflik serupa dapat menjadi pelajaran berharga bagi Indonesia dan Timor Leste. Mediasi dapat membuka jalan menuju kesepakatan yang lebih inovatif serta komprehensif, mengingat adanya kemungkinan bahwa cara tradisional dalam menyelesaikan masalah mungkin tidak lagi efektif. Hubungan yang baik antara kedua negara juga penting untuk pertumbuhan ekonomi dan pembangunan kawasan. Dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam yang ada dan memperkuat hubungan perdagangan, kedua negara bisa mendapatkan manfaat yang lebih besar. Bekerjasama dalam isu-isu lain seperti keamanan, lingkungan, dan pembangunan manusia juga akan membantu memperkuat ikatan dan mengurangi ketegangan seputar isu tapal batas. Secara keseluruhan, penyelesaian konflik tapal batas di Naktuka memerlukan komitmen yang kuat dari kedua negara untuk dialog yang konstruktif. Dengan mengedepankan kepentingan bersama serta mengedepankan kemanusiaan, diharapkan hubungan antara Indonesia dan Timor Leste dapat berkembang ke arah yang lebih positif. Hal ini tentu tidak hanya akan menguntungkan kedua negara, tetapi juga memberikan kontribusi bagi stabilitas dan kemakmuran kawasan Asia Tenggara secara keseluruhan.