Pihak keluarga meminta sidang kasus penembakan tiga polisi di Way Kanan ditayangkan secara langsung di televisi. Berita mengenai keluarga tiga polisi yang gugur di Way Kanan dan permintaan mereka agar sidang ditayangkan di televisi menggambarkan berbagai aspek, baik dari sisi sosial, hukum, maupun psikologis. Tindakan permintaan tersebut menunjukkan sebuah keinginan untuk transparansi dalam proses hukum, terutama ketika menyangkut kasus-kasus yang melibatkan aparat negara. Keluarga korban tentunya ingin memastikan bahwa keadilan ditegakkan dan masyarakat dapat melihat proses hukum yang berlangsung secara langsung. Permintaan untuk menayangkan sidang di televisi juga mencerminkan keinginan masyarakat untuk terlibat dan mengawasi jalannya persidangan. Dalam konteks ini, publik berhak mengetahui proses hukum yang diterima oleh para pelaku kejahatan yang mengakibatkan kehilangan nyawa, terutama bagi anggota kepolisian yang berjuang untuk menjaga keamanan. Dengan menayangkan sidang di televisi, pihak berwenang akan memberikan ruang bagi masyarakat untuk memahami lebih dalam mengenai kasus ini dan melihat bagaimana keadilan ditegakkan. Di sisi lain, permintaan ini juga menimbulkan pertanyaan mengenai etika dalam menayangkan prosedur persidangan di televisi. Setiap sidang memiliki dimensi sensitivitas dan emosi yang mendalam, terlebih bagi keluarga yang kehilangan orang tercinta. Menayangkan sidang secara langsung bisa saja berisiko untuk menambah rasa sakit dan trauma bagi keluarga korban. Oleh karena itu, perlu diambil keputusan yang bijaksana dalam hal ini, mempertimbangkan kepentingan keluarga serta masyarakat dengan tetap memperhatikan aspek-aspek hukum yang berlaku. Dalam aspek hukum, sidang yang terbuka untuk publik mencerminkan asas transparansi yang dijunjung tinggi dalam proses peradilan. Hal ini bisa meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap sistem hukum, terutama dalam kasus yang melibatkan aparat penegak hukum. Namun, harus ada batasan yang jelas mengenai informasi yang dapat dipublikasikan, untuk melindungi hak-hak semua pihak yang terlibat. Kita juga perlu menyadari bahwa peristiwa gugurnya para polisi ini adalah tragedi yang lebih besar yang mungkin memiliki dampak jangka panjang terhadap komunitas dan institusi kepolisian itu sendiri. Keluarga korban mungkin tak hanya mencari keadilan, tetapi juga perlindungan dan perhatian dari pemerintah dan instansi terkait untuk memastikan bahwa hal serupa tidak terulang di masa depan. Ini adalah panggilan bagi pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan dalam menjaga keamanan dan kesejahteraan anggotanya di lapangan. Secara keseluruhan, berita tersebut menggarisbawahi kompleksitas dari suatu peristiwa tragis yang melibatkan kehilangan nyawa dan proses hukum selanjutnya. Harapan akan keadilan adalah hak semua orang, dan bagaimana cara untuk meraihnya harus menjadi fokus utama semua pihak yang terlibat, baik keluarga korban, masyarakat, maupun lembaga penegak hukum. Tentunya, keadilan tidak hanya dilihat dari proses hukum yang berlangsung, tetapi juga dari bagaimana masyarakat dapat terlibat secara konstruktif dalam memastikan sistem hukum berjalan dengan baik.