Priguna Anugerah, seorang dokter residen Unpad ditetapkan sebagai tersangka setelah memerkosa anak pasien dalam kondisi tak sadarkan diri. Berita mengenai dugaan tindakan kriminal yang melibatkan seorang dokter residen di RSHS (Rumah Sakit Hasan Sadikin) ini tentu saja mengejutkan dan sangat mengkhawatirkan. Tindakan pemerkosaan, khususnya terhadap anak, merupakan pelanggaran yang sangat serius dan menimbulkan dampak jangka panjang, baik bagi korban maupun masyarakat luas. Kasus ini memunculkan berbagai pertanyaan terkait integritas profesional dan moral dari pihak-pihak yang terlibat dalam dunia kesehatan. Pertama-tama, berita semacam ini tidak hanya menyasar individu yang berperilaku buruk, tetapi juga mengguncang kepercayaan publik terhadap institusi kesehatan, terutama rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat perlindungan dan perawatan bagi pasien. Ketika seorang tenaga medis yang seharusnya bertanggung jawab dan melindungi pasien justru menjadi pelaku kejahatan, ini menciptakan ketidakpercayaan yang mendalam di masyarakat. Masyarakat mungkin akan merasa ragu untuk mendapatkan perawatan di fasilitas kesehatan, yang pada akhirnya berpotensi merugikan kesehatan dan kesejahteraan mereka. Selanjutnya, kasus ini menggugah urgensi untuk meningkatkan sistem pengawasan dan akreditasi bagi tenaga medis. Kementerian Kesehatan dan lembaga terkait harus lebih tegas dalam menerapkan regulasi demi memastikan bahwa tenaga kesehatan, terutama yang bekerja dengan pasien yang rentan, memenuhi standar etika dan moral yang tinggi. Penegakan hukum yang ketat dan transparansi dalam proses investigasi juga sangat penting agar keadilan benar-benar ditegakkan. Lebih jauh lagi, pendidikan dan pelatihan bagi calon tenaga medis harus memasukkan aspek etika dan psikologi dalam pendidikan mereka. Dokter bukan hanya dituntut untuk memiliki keterampilan teknis dan pengetahuan medis, tetapi juga harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang perilaku dan interaksi manusia. Pembentukan karakter dan integritas sejak dini di lingkungan pendidikan kedokteran akan sangat berkontribusi dalam mencegah terjadinya kasus serupa di masa mendatang. Dari sisi korban, penting bahwa mereka mendapatkan dukungan psikologis dan sosial yang memadai. Proses pemulihan pasca-trauma sangat krusial untuk memastikan bahwa korban dapat kembali menjalani kehidupan dengan baik. Masyarakat dan pemerintah harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan yang aman dan mendukung bagi mereka yang mengalami kekerasan seksual, agar mereka tidak merasa terisolasi dan mampu menjalani proses rehabilitasi dengan lebih baik. Akhirnya, kasus ini harus menjadi pembelajaran bagi kita semua untuk lebih waspada terhadap lingkungan sekitar, terutama bagi orang tua dalam mengawasi dan melindungi anak-anak mereka dari potensi bahaya. Kesadaran dan edukasi mengenai perlindungan anak harus ditingkatkan di seluruh lapisan masyarakat, agar kasus serupa tidak terjadi di kemudian hari. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk memastikan bahwa keamanan dan kesejahteraan anak-anak ditempatkan di atas segala sesuatu.