Tampang Dokter Priguna, Perkosa Anak Pasiennya yang Sedang Kritis Dengan Dalih Mengambil Darah

9 April, 2025
6


Loading...
Inilah tampang dokterPriguna Anugerah Pratama alias PAP (31) tersangka  kekerasan seksual terhadap korban FH (21) di Rumah Sakit Hasan Sadikin (RSHS)
Berita mengenai kasus dugaan pemerkosaan yang melibatkan seorang dokter, terutama dalam konteks memanfaatkan situasi anak yang sedang kritis, adalah hal yang sangat mengejutkan dan mengecewakan. Kasus seperti ini menunjukkan bagaimana penyalahgunaan kekuasaan dapat terjadi dalam institusi yang seharusnya melindungi dan merawat pasien. Dokter sebagai tenaga medis memiliki tanggung jawab yang besar untuk menjaga keselamatan dan kesejahteraan pasien, dan tindakan ini jelas mencoreng nama baik profesi yang seharusnya mengedepankan etika dan integritas. Bagaimana mungkin seseorang yang seharusnya menjadi penolong justru melakukan tindakan kekerasan dan pelanggaran hak asasi manusia? Ini menunjukan adanya masalah mendalam dalam sistem yang harus diatasi, termasuk kemungkinan kurangnya pengawasan dan penegakan hukum yang tegas terhadap profesional medis. Tindakan seperti ini tidak hanya melukai korban secara fisik, tetapi juga dapat menyebabkan trauma psikologis yang berkepanjangan, baik bagi korban maupun keluarga mereka. Masyarakat juga perlu lebih berhati-hati dan kritis terhadap praktik medis. Keterbukaan dalam melakukan pengawasan terhadap tenaga medis dan institusi kesehatan sangat penting. Keluarga pasien harus merasa diberdayakan untuk menanyakan segala prosedur medis yang dilakukan, terutama jika prosedurnya tampak tidak wajar atau jika mereka merasa tidak nyaman. Di samping itu, penting bagi pasien dan keluarganya untuk mendapatkan pendidikan tentang hak-hak mereka dalam menerima layanan kesehatan. Kejadian ini juga menyoroti pentingnya pendidikan dan pelatihan mengenai etika medis bagi para tenaga kesehatan. Selain pengetahuan akademik, tenaga medis juga harus diajarkan mengenai sensitivitas dan empati dalam merawat pasien, terutama anak-anak yang rentan. Perlu ada lebih banyak pendekatan humanis dalam praktik kedokteran yang menempatkan pasien sebagai pusat dari setiap tindakan medis yang dilakukan. Selanjutnya, dukungan dari pihak berwenang dan masyarakat luas sangat dibutuhkan untuk menemukan dan mencegah terulangnya kasus serupa di masa depan. Penegakan hukum harus dilakukan dengan tegas dan tanpa pandang bulu. Selain itu, penting untuk memberikan dukungan kepada korban, termasuk akses kepada layanan kesehatan mental agar mereka dapat pulih dari pengalaman traumatis ini. Akhirnya, kasus ini harus menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga integritas dan kepercayaan dalam dunia medis. Penyalahgunaan seperti ini tidak dapat ditoleransi, dan harus ada sistem yang memastikan bahwa mereka yang melakukan tindakan keji seperti ini diadili dengan setimpal. Kita semua memiliki tanggung jawab untuk mendukung perubahan dalam sistem yang memastikan bahwa semua orang, terutama yang paling rentan, dilindungi dari ancaman seperti ini.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Comment