Ia kini berdomisili di Bandung karena tengah menjalani PPDS anestasi di RSHS Bandung. Berita mengenai kasus kekerasan seksual, seperti yang dialami oleh wanita di Bandung yang melibatkan Dokter PPDS asal Pontianak, selalu menyita perhatian masyarakat. Kasus semacam ini menggambarkan banyak aspek kompleks dari kehidupan sosial, perilaku manusia, dan sistem yang ada di sekitar kita. Tanggapan terhadap berita ini sangat penting, tidak hanya untuk memahami situasi tersebut tetapi juga untuk mencari solusi dan mencegah kejadian serupa di masa depan. Pertama-tama, penting untuk mengakui betapa seriusnya masalah kekerasan seksual di masyarakat kita. Kasus ini bukanlah yang pertama, dan sayangnya, kemungkinan besar tidak akan menjadi yang terakhir. Pengakuan dari tetangga yang menyebutkan bahwa pelaku jarang bergaul menunjukkan bahwa ada faktor-faktor sosial yang mungkin berkontribusi pada perilaku mereka. Keterasingan sosial bisa mengarah pada berbagai isu psikologis yang berpotensi memicu kekerasan. Oleh karena itu, penting bagi masyarakat untuk lebih peka terhadap individu-individu di sekitar mereka, memfasilitasi interaksi sosial yang sehat, serta memupuk lingkungan yang mendukung. Selain itu, berita ini juga menyoroti perlunya edukasi tentang kesehatan mental dan perilaku agresif, terutama di kalangan mereka yang bekerja dalam profesi yang seharusnya mengedepankan kemanusiaan seperti kedokteran. Dokter, termasuk yang sedang menjalani pendidikan lanjutan seperti PPDS, seharusnya diberikan pelatihan yang lebih komprehensif mengenai etika, emosi, dan bagaimana menangani tekanan. Program-program pelatihan ini tidak hanya akan bermanfaat bagi mereka dalam profesinya, tetapi juga dalam dunia sosial serta interaksi mereka sehari-hari. Faktor sistemik juga harus diperhatikan. Sistem pendidikan dan pelatihan kedokteran perlu mengevaluasi kembali kurikulum dan pendekatan mereka dalam membentuk karakter dan emosional generasi baru tenaga kesehatan. Kebijakan yang lebih tegas harus diterapkan untuk memastikan bahwa pelaku kekerasan seksual—siapa pun mereka, termasuk orang-orang di posisi berpengaruh—diberikan sanksi yang tegas. Selain itu, dukungan bagi korban kekerasan seksual juga harus ditingkatkan, memberikan mereka rasa aman dan kepercayaan untuk melaporkan kejadian yang mereka alami. Akhirnya, pemberitaan tentang kasus ini juga sangat penting untuk meningkatkan kesadaran publik tentang isu-isu kekerasan seksual. Media memiliki tanggung jawab untuk menyajikan berita dengan cara yang sensitif dan mendidik, bukan hanya mengejar rating atau clickbait. Masyarakat perlu diajak untuk memahami bahwa kekerasan seksual adalah masalah serius yang memerlukan perhatian kolektif. Dengan begitu, diharapkan kita dapat bersama-sama menciptakan lingkungan yang lebih aman dan mendukung bagi semua orang, terutama bagi mereka yang rentan terhadap kekerasan.