Loading...
'Walaupun kita sudah lakukan upaya dengan penimbunan berlapis ya sesuai dengan konsep control and fill,' ujar Edi Kamtono saat di temui diruang Kantor
Berita tentang penutupan TPA (Tempat Pembuangan Akhir) di Pontianak dan rencana pembangunan Pusat Pengolahan Sampah Terpadu senilai Rp 207 miliar merupakan langkah yang baik dalam upaya pengelolaan sampah di kawasan tersebut. Ini menunjukkan bahwa pemerintah menunjukkan komitmennya untuk mengatasi masalah lingkungan yang semakin mendesak. Penutupan TPA yang sudah tidak layak lagi menjadi langkah awal yang penting untuk menciptakan sistem pengelolaan sampah yang lebih berkelanjutan.
Masalah pengelolaan sampah di kota-kota besar, termasuk Pontianak, sudah menjadi isu yang serius. Dengan pertumbuhan populasi dan urbanisasi, jumlah sampah yang dihasilkan pun meningkat pesat. TPA yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan berbagai dampak negatif bagi lingkungan, kesehatan masyarakat, dan estetika kota. Oleh karena itu, penutupan TPA lama diharapkan dapat mengurangi dampak buruk tersebut dan mendorong ke arah pengelolaan yang lebih baik.
Pembangunan Pusat Pengolahan Sampah Terpadu ini tentunya perlu direncanakan dan dilaksanakan dengan matang. Pusat pengolahan ini harus mampu menangani berbagai jenis sampah, mulai dari sampah organik hingga anorganik, dan memiliki fasilitas yang memadai untuk mendaur ulang serta mengelola limbah yang tidak bisa didaur ulang. Selain itu, diperlukan juga edukasi untuk masyarakat agar lebih sadar akan pentingnya pemilahan sampah sejak dari rumah.
Dari sisi finansial, investasi senilai Rp 207 miliar untuk pusat pengolahan sampah bisa dilihat sebagai langkah proaktif dalam membangun infrastruktur yang diperlukan untuk mendukung keberlanjutan lingkungan. Namun, transparansi dalam pengelolaan anggaran dan pemantauan terhadap proyek ini sangat penting untuk memastikan bahwa dana yang dialokasikan benar-benar digunakan secara efektif dan efisien. Keterlibatan masyarakat dalam pengawasan juga seharusnya diperkuat untuk memastikan bahwa proyek ini tidak hanya menjadi proyek yang berorientasi pada profitability, tetapi juga berorientasi pada keberlanjutan lingkungan.
Namun, tantangan yang tidak kalah penting adalah bagaimana cara pemerintah dapat membangun kesadaran masyarakat terkait pentingnya pengurangan, penggunaan kembali, dan daur ulang sampah. Upaya ini harus melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk sekolah, komunitas, dan sektor swasta. Penerapan kebijakan insentif bagi masyarakat yang aktif dalam pengelolaan sampah juga bisa menjadi langkah strategis untuk mendorong keterlibatan yang lebih luas.
Secara keseluruhan, berita ini menggambarkan harapan akan masa depan yang lebih bersih dan berkelanjutan bagi Pontianak. Namun, kesuksesan inisiatif ini akan sangat tergantung pada kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam menciptakan solusi pengelolaan sampah yang efektif dan berkelanjutan. Dengan langkah-langkah yang tepat, kota Pontianak bisa menjadi contoh bagi daerah lainnya dalam hal pengelolaan lingkungan yang lebih baik.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment