Pemerintah Kota Bontang mengklaim berhasil menekan angka kemiskinan ekstrem hingga nyaris tuntas. Berita mengenai klaim Pemkot Bontang yang menyatakan hampir menyelesaikan masalah angka kemiskinan ekstrem dengan tersisa hanya 7 Kepala Keluarga (KK) menandakan sebuah pencapaian yang patut diapresiasi. Dalam konteks pembangunan daerah dan upaya pengentasan kemiskinan, keberhasilan menyusutkan jumlah KK yang tergolong dalam kategori kemiskinan ekstrem menjadi hal yang signifikan. Ini menunjukkan adanya program-program yang inovatif dan efektif, serta sinergi yang baik antara pemerintah daerah dengan berbagai pihak, termasuk masyarakat, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta. Namun, penting untuk tidak hanya melihat angka secara kuantitatif tanpa mempertimbangkan kualitas hidup dan akses terhadap layanan dasar yang mereka miliki. Meskipun hanya tinggal 7 KK, perhatian harus diberikan kepada faktor-faktor lain yang mungkin masih menghambat peningkatan taraf hidup mereka. Apakah mereka memiliki akses yang memadai terhadap pendidikan, kesehatan, dan peluang kerja yang berkelanjutan? Apakah ada jaminan sosial yang memadai untuk melindungi mereka dari risiko yang mungkin membalikkan kemajuan yang telah dicapai? Selain itu, berita ini juga membuka ruang diskusi mengenai bagaimana cara Pemkot Bontang dapat mempertahankan dan melanjutkan pencapaian ini ke depan. Perlu ada strategi yang tepat agar angka kemiskinan tidak hanya turun sementara, tetapi juga dapat menjamin keberlangsungan hidup yang lebih baik bagi masyarakat. Ini bisa meliputi peningkatan program pelatihan keterampilan, pembiayaan untuk usaha mikro, dan pengembangan infrastruktur dukungan yang lebih merata. Satu hal yang perlu ditekankan adalah transparansi dan akuntabilitas dalam pelaksanaan program pengentasan kemiskinan. Masyarakat perlu mendapat informasi jelas mengenai bagaimana data kemiskinan diperoleh dan jenis program apa yang telah dilaksanakan. Dengan melibatkan masyarakat dalam proses tersebut, mereka dapat lebih merasa memiliki dan bertanggung jawab dalam upaya mengentaskan kemiskinan di wilayah mereka. Akhirnya, pencapaian Pemkot Bontang dalam mengatasi kemiskinan ekstrem dapat dijadikan sebagai model bagi daerah lain yang masih berjuang dengan isu yang sama. Pemberian contoh keberhasilan yang dapat ditiru, serta adaptasi berdasarkan kondisi lokal, dapat meningkatkan peluang keberhasilan dalam upaya pengentasan kemiskinan secara lebih luas. Kita perlu optimis bahwa dengan upaya berkelanjutan, semua daerah dapat mencapai misi yang serupa.