Puluhan orang yang tergabung dalam Arek Gerak menggelar aksi cabut UU TNI di seberang Gedung Negara Grahadi. Mereka membawa 3 tuntutan pada aksi tersebut. Berita mengenai demonstrasi yang menuntut pencabutan UU TNI di bawah guyuran hujan di Taman Apsari mencerminkan dinamika masyarakat yang aktif dalam menyuarakan pendapatnya. Aksi demonstrasi ini bukan hanya sekadar ungkapan ketidakpuasan terhadap suatu regulasi, tetapi juga menunjukkan kepedulian warga terhadap isu-isu yang dianggap krusial, terutama yang terkait dengan peran TNI dalam masyarakat sipil. Hujan yang mengguyur saat demonstrasi juga memberikan simbolisme tersendiri. Di satu sisi, cuaca buruk bisa dianggap sebagai tantangan bagi para demonstran, tetapi di sisi lain, ini juga menggambarkan komitmen dan keteguhan hati mereka dalam menyuarakan aspirasi. Ketika warga tetap berkumpul dan berunjuk rasa meskipun dalam kondisi kurang mendukung, ini menunjukkan bahwa isu yang mereka angkat sangat berarti bagi mereka. UU TNI, yang sering kali menjadi sorotan karena dianggap memiliki implikasi serius terhadap hubungan sipil-militer, memang perlu dikaji secara komprehensif. Pencabutan atau bahkan revisi undang-undang tersebut bisa menjadi langkah penting dalam memastikan bahwa peran TNI di masyarakat tetap sesuai dengan prinsip-prinsip demokrasi dan hak asasi manusia. Ini juga menjadi pertinent, mengingat sejarah panjang keterlibatan militer dalam politik di Indonesia, yang seringkali meninggalkan jejak kontroversi. Aksi demonstrasi ini juga dapat dilihat sebagai wujud partisipasi demokratis. Masyarakat berhak untuk bersuara mengenai kebijakan yang dianggap tidak berpihak pada kepentingan umum. Dalam konteks ini, penting untuk mendukung ruang bagi dialog konstruktif antara pemerintah dan rakyat. Pemerintah seharusnya mendengarkan suara masyarakat sebagai bentuk akuntabilitas, serta berupaya untuk melakukan sosialisasi dan edukasi mengenai kebijakan yang diambil agar masyarakat tidak merasa diabaikan. Namun, tantangan yang dihadapi oleh para demonstran adalah bagaimana menjaga konsistensi perjuangan mereka, terutama saat bertemu dengan peraturan dan penegakan hukum yang sering kali tidak berpihak pada penyampaian pendapat secara damai. Penting bagi masyarakat untuk memahami jalur hukum dan prosedur dalam menyampaikan aspirasi agar aksi mereka tidak hanya diabaikan, tetapi juga dapat menghasilkan perubahan yang diharapkan. Akhirnya, berita seperti ini menjadi pengingat bagi kita semua tentang pentingnya menjaga suasana demokrasi yang sehat. Dialog dan partisipasi publik adalah fondasi penting dalam pengambilan keputusan yang adil dan merata. Dengan adanya aksi seperti di Taman Apsari, harapannya adalah terciptanya ruang diskusi yang lebih luas dan berkualitas tentang arah kebijakan yang melibatkan semua elemen masyarakat, termasuk aspek-aspek yang sensitif terkait dengan kekuatan TNI dan keterlibatannya dalam kehidupan sipil.