Manajemen Perusahaan Daerah Taman Satwa (PDTS) Kebun Binatang Surabaya (KBS) berencana memberlakukan tarif baru. Berita mengenai kenaikan harga tiket masuk Kebun Binatang Surabaya (KBS) tentu menjadi perhatian banyak pihak, terutama bagi pengunjung setia dan keluarga yang sering menghabiskan waktu di sana. Kebun Binatang Surabaya merupakan salah satu objek wisata yang populer di Jawa Timur, dan menjadi tempat edukasi serta rekreasi bagi masyarakat. Kenaikan harga tiket bisa menjadi isu yang sensitif, mengingat dampaknya bisa langsung dirasakan oleh pengunjung. Salah satu alasan manajemen KBS mengusulkan kenaikan harga adalah untuk mendukung operasional dan pemeliharaan fasilitas serta kesejahteraan hewan. Dalam kondisi ekonomi yang terus berubah, terutama setelah pandemi COVID-19, banyak tempat wisata yang mengalami kesulitan dalam menjaga standar layanan dan fasilitas. Dengan meningkatkan harga tiket, manajemen berharap dapat meningkatkan pendapatan yang kemudian dialokasikan untuk perbaikan sarana dan prasarana. Ini bisa jadi langkah yang wajar asalkan disertai dengan peningkatan kualitas yang sebanding. Namun, keputusan untuk menaikkan harga juga harus mempertimbangkan daya beli masyarakat. Terutama bagi keluarga yang memiliki anak-anak, tiket masuk yang lebih mahal bisa menjadi beban tambahan. Oleh karena itu, manajemen perlu melakukan pendekatan yang bijaksana, seperti memberikan diskon untuk anak-anak, rombongan sekolah, atau keluarga dengan penghasilan rendah. Ini penting agar KBS tetap dapat diakses oleh semua lapisan masyarakat tanpa mengorbankan kualitas layanan. Di sisi lain, komunikasi yang jelas dari manajemen mengenai alasan di balik kenaikan harga ini juga krusial. Transparansi mengenai penggunaan dana yang diperoleh dari tiket masuk dapat membantu mengurangi ketidakpuasan pengunjung. Jika masyarakat memahami bahwa uang yang mereka bayarkan akan dijadikan investasi untuk kualitas pengalaman yang lebih baik, kemungkinan besar mereka akan lebih menerima perubahan tersebut. Selain itu, penting juga bagi manajemen untuk melakukan survei atau mendengarkan pendapat pengunjung tentang kenaikan harga ini. Melibatkan suara masyarakat dalam pengambilan keputusan dapat membantu menciptakan rasa kepemilikan dan loyalitas terhadap KBS. Dengan pendekatan partisipatif, pengunjung akan merasa lebih diperhatikan dan dihargai. Kesimpulannya, kenaikan harga tiket masuk Kebun Binatang Surabaya perlu dikelola dengan baik agar tidak menimbulkan kontroversi yang berkepanjangan. Langkah proaktif dalam meningkatkan fasilitas, menjalin komunikasi yang baik dengan publik, serta mempertimbangkan kebijakan diskon dapat membantu menjaga citra KBS sebagai salah satu destinasi wisata yang inklusif. Dengan demikian, perubahan ini tidak hanya berfungsi untuk meningkatkan pendapatan, tetapi juga akan memberikan dampak positif bagi pengunjung dan lingkungan sekitar.