Prabowo mengatakan, banyak negara yang pura-pura tidak tahu bahwa apa yang terjadi di Gaza adalah pelanggaran HAM. Berita mengenai pernyataan Prabowo Subianto terkait konflik di Gaza dan isu Hak Asasi Manusia (HAM) diangkat dalam konteks kritik terhadap negara-negara yang dianggap tidak konsisten dalam membela nilai-nilai HAM. Tanggapan seperti itu mencerminkan keprihatinan yang mendalam terhadap situasi krisis kemanusiaan yang terus terjadi di berbagai belahan dunia, termasuk di Gaza. Konflik yang berkepanjangan ini telah menyebabkan banyak korban jiwa dan penderitaan bagi masyarakat sipil, yang tentunya menjadi perhatian global, terutama bagi mereka yang mengklaim sebagai pembela HAM. Pernyataan Prabowo menyoroti ketidakadilan yang dirasakan oleh banyak pihak, di mana suara-suara kritik terhadap pelanggaran HAM sering kali terdengar keras di satu wilayah, tetapi terbata-bata atau bahkan teredam ketika menyangkut konflik lain yang memiliki kepentingan strategis atau politik tertentu. Ini menunjukkan adanya selektivitas dalam respons terhadap isu-isu HAM, yang bisa dimaklumi di tengah kompleksitas geopolitik yang ada. Namun, hal ini juga memicu perdebatan lebih jauh tentang moralitas dan tanggung jawab internasional dalam menegakkan HAM secara universal, tanpa memandang bulu. Sebagai seorang pemimpin atau tokoh politik, pernyataan semacam ini dapat memiliki dampak yang signifikan. Hal ini bisa mengedukasi publik tentang pentingnya menempatkan isu-isu kemanusiaan sebagai prioritas, serta mendorong dialog yang lebih konstruktif dalam mencari solusi. Namun, di sisi lain, perlu diingat bahwa pernyataan semacam ini juga bisa menimbulkan kontroversi dan menjadi senjata politik, tergantung pada konteks dan cara penyampaian. Reaksi masyarakat terhadap isu seperti ini juga sering kali beragam, tergantung pada latar belakang budaya, pendidikan, dan pandangan politik masing-masing individu. Untuk mencapai sebuah perubahan yang berarti, perlu adanya kerjasama internasional yang lebih solid dan efektif dalam menyelesaikan konflik, serta mendorong penegakan HAM tanpa pilih-pilih. Komunitas internasional harus bersatu dan berkomitmen untuk tidak hanya berbicara tentang hak asasi manusia, tetapi juga bertindak secara nyata untuk melindungi mereka yang terancam, termasuk di wilayah konflik seperti Gaza. Pendidikan publik, advokasi, dan kerja sama lintas batas bisa menjadi langkah-langkah yang diambil untuk mengedukasi masyarakat dan menumbuhkan empati terhadap penderitaan orang lain di seluruh dunia. Dengan demikian, pernyataan Prabowo bukan hanya merupakan sebuah kritik, tetapi juga sebuah ajakan untuk refleksi lebih dalam mengenai bagaimana kita sebagai dunia bisa lebih baik dalam menanggapi dan menangani isu-isu kemanusiaan. Melalui kesadaran kolektif dan tindakan yang berkelanjutan, diharapkan kita dapat membangun dunia yang lebih adil dan manusiawi bagi semua, tanpa mengabaikan hak dan martabat setiap individu, di mana pun mereka berada.