Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ahmad Luthfi menerima kunjungan Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia Abdul Kadir Karding di kantornya. Berita tentang Ahmad Luthfi yang menyiapkan role model pendampingan dan pelatihan bagi Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Jawa Tengah merupakan langkah positif yang patut diapresiasi. Dalam konteks globalisasi dan mobilitas tenaga kerja saat ini, peran PMI semakin penting, terutama bagi perekonomian Indonesia. Namun, tantangan yang dihadapi oleh PMI, seperti masalah perlindungan, hak-hak tenaga kerja, dan integrasi sosial di negara tujuan, sering kali membuat mereka rentan. Oleh karena itu, pendampingan dan pelatihan yang efektif adalah kunci untuk meningkatkan kesejahteraan dan keberhasilan mereka di luar negeri. Pendampingan yang dirancang oleh Ahmad Luthfi tampaknya menggali potensi serta kebutuhan spesifik para PMI. Dengan memberikan pelatihan yang relevan, PMI tidak hanya memiliki keterampilan yang dibutuhkan di pasar kerja internasional, tetapi juga siap menghadapi berbagai tantangan di lingkungan yang baru. Ini merupakan langkah strategis yang tidak hanya memberi nilai tambah bagi PMI, tetapi juga bagi negara yang menerima tenaga kerja Indonesia, karena mereka akan bekerja dengan kualitas yang lebih baik. Di samping itu, program pendampingan ini juga dapat berfungsi sebagai jembatan komunikasi antara PMI dan keluarga yang ditinggalkan. Salah satu masalah sering yang dihadapi oleh PMI adalah ketidakpahaman keluarga mengenai situasi dan kondisi mereka di luar negeri. Dengan adanya program pendampingan, PMI bisa mendapatkan dukungan yang lebih baik, baik dari segi emosional maupun praktis. Program ini berpotensi mengurangi stigma negatif yang sering melekat pada PMI, serta meningkatkan kesadaran masyarakat akan kontribusi positif mereka terhadap perekonomian tanah air. Namun, keberhasilan program ini tentu bergantung pada implementasi yang tepat dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan organisasi non-pemerintah. Kolaborasi antara sektor publik dan swasta sangat penting untuk memastikan bahwa pelatihan yang diberikan dapat menjawab tantangan riil yang dihadapi oleh PMI. Selain itu, diperlukan juga evaluasi dan feedback dari PMI itu sendiri untuk menyempurnakan program agar benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kondisi di lapangan. Secara keseluruhan, upaya Ahmad Luthfi untuk menyiapkan role model pendampingan dan pelatihan bagi PMI asal Jateng sejalan dengan upaya peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia di kancah global. Dengan dukungan yang tepat, tidak hanya PMI yang akan diuntungkan, tetapi juga masyarakat dan negara, karena mereka akan membawa kembali pengalaman dan keterampilan yang berharga ketika pulang ke tanah air. Program ini patut dicontoh dan bisa dijadikan model bagi daerah lain di Indonesia.