Tansaksi bisa menggunakan barang berharga lainnya, di antaranya sepeda motor sebagai pembayarannya. Berita mengenai dua pengedar sabu yang menyasar pelajar di Probolinggo dan menawarkan skema pembayaran dengan menyerahkan sepeda motor mencerminkan fenomena yang sangat mengkhawatirkan dalam masyarakat kita. Salah satu aspek utama yang perlu dicermati adalah bagaimana para pengedar narkoba mengambil keuntungan dari ketidakstabilan dan rasa ingin tahu remaja. Pelajar sering kali menjadi target empuk karena mereka berada pada fase pencarian jati diri dan cenderung lebih rentan terhadap tawaran yang mungkin terlihat menggiurkan. Taktik yang digunakan oleh para pengedar ini menunjukkan betapa kreatifnya mereka dalam mencari cara untuk menarik konsumen baru, bahkan jika itu berarti merusak masa depan generasi muda. Penyerahan sepeda motor sebagai bentuk pembayaran bukan hanya menunjukkan sifat manipulatif dari pengedar, tetapi juga menggambarkan tantangan yang dihadapi oleh keluarga pelajar. Dalam banyak kasus, orang tua mungkin tidak sepenuhnya menyadari apa yang terjadi dengan anak-anak mereka, terutama jika anak-anak mereka merasa tertekan di sekolah atau dalam lingkungan sosial mereka. Fenomena ini juga menggambarkan kebutuhan mendesak untuk peningkatan pendidikan narkoba di kalangan pelajar. Kesadaran akan risiko dan konsekuensi dari penyalahgunaan narkoba harus menjadi prioritas dalam kurikulum pendidikan. Sekolah dan orang tua harus bekerja sama untuk meningkatkan pemahaman tentang bahaya narkoba dan dampak jangka panjangnya. Ini tidak hanya tentang memberikan informasi, tetapi juga membangun lingkungan di mana anak-anak merasa aman untuk berbicara tentang masalah yang mereka hadapi. Peran komunitas lokal juga sangat penting dalam menangani isu ini. Masyarakat harus aktif berpartisipasi dalam pencegahan penyalahgunaan narkoba dengan mengadakan program-program kesadaran, seminar, atau kegiatan positif yang dapat mengarahkan minat dan energi pelajar ke hal-hal yang lebih konstruktif. Keterlibatan berbagai pihak, dari pemerintah, sekolah, hingga masyarakat, akan sangat berpengaruh dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman bagi anak-anak. Dari sudut pandang hukum, tindakan para pengedar ini perlu ditindak tegas untuk mencegah semakin meluasnya jaringan narkoba di kalangan remaja. Penegakan hukum yang ketat tidak hanya akan memberikan efek jera bagi para pelaku, tetapi juga akan menunjukkan kepada masyarakat, terutama generasi muda, bahwa tindakan penyalahgunaan narkoba tidak dapat ditoleransi. Di sisi lain, perlu juga disediakan jalur rehabilitasi bagi para pengguna untuk mendapatkan bantuan dan dukungan dalam menghadapi jerat ketergantungan. Secara keseluruhan, berita ini menyoroti tantangan yang dihadapi oleh generasi muda kita dan pentingnya kolaborasi beragam pihak dalam menciptakan lingkungan yang mendukung kesehatan mental dan fisik anak-anak. Upaya bersama dalam pendidikan, dukungan komunitas, penegakan hukum, dan rehabilitasi sangat diperlukan agar kita dapat menjaga generasi penerus dari bahaya narkoba dan dampak negatif lainnya.