Loading...
Dua orang tersangka berinisial B dan R dihadirkan dalam konferensi pers di Mako Korpolairud, Tanjung Priok, Jakarta Utara, Jumat (25/4/2025)
Berita mengenai kasus naas yang melibatkan seorang nakhoda yang dibuang hidup-hidup ke laut oleh ABK kakak beradik menunjukkan betapa kompleksnya dinamika hubungan interpersonal di dunia pelayaran. Kasus ini memuat kisah tragis yang bukan hanya berfokus pada tindakan kriminal itu sendiri, tetapi juga alasan di balik motivasi pelaku. Dendam pribadi yang menjadi latar belakang dari tindakan keji ini menyoroti bagaimana emosi negatif dapat memicu perilaku ekstrem, bahkan di lingkungan kerja yang seharusnya menjunjung tinggi kerjasama dan kepercayaan.
Aspek psikologis dari kejadian ini menarik untuk dianalisis. Dendam adalah emosi yang sering kali membawa individu ke dalam siklus tindakan yang merugikan, baik bagi pelaku maupun korban. Dalam konteks ini, kita perlu mempertanyakan bagaimana lingkungan dan dinamika kelompok di kapal dapat menciptakan ketegangan yang berujung pada perilaku destruktif. Situasi terisolasi di laut bisa memperuncing perasaan negatif dan menciptakan suasana yang berbahaya, terlebih jika ada ketidakpuasan yang mendalam terhadap otoritas atau pimpinan, dalam hal ini, si nakhoda.
Kasus ini juga menyoroti pentingnya penegakan hukum dan perlindungan bagi pekerja di sektor maritim. Kejadian seperti ini menunjukkan bahwa keberlangsungan hidup dan keselamatan di laut bukan hanya bergantung pada faktor teknis, tetapi juga pada hubungan antar manusia. Perlu ada sistem yang bisa membantu mendeteksi dan menangani konflik sebelum berkembang menjadi kekerasan. Pelatihan mengenai resolusi konflik dan manajemen emosi bisa menjadi langkah preventif yang penting untuk diterapkan dalam pelatihan ABK.
Di sisi lain, perhatian masyarakat terhadap kasus ini juga mencerminkan kepedulian yang lebih besar terhadap isu-isu keselamatan dan keadilan di pekerja maritim. Kasus yang viral di media sering kali menciptakan rasa empati dan dorongan untuk melakukan perubahan. Harapan kita adalah agar dari kasus ini, muncul kesadaran akan perlunya perlindungan dan perhatian lebih terhadap kesejahteraan ABK serta lingkungan kerja yang lebih manusiawi di laut.
Akhir kata, setiap tindakan kriminal seperti ini mestinya tidak dipandang sepihak. Kita harus melihat latar belakang dan konteks sosial yang melatarbelakanginya agar bisa mendapatkan pemahaman yang lebih holistik. Pendidikan dan intervensi yang tepat di dalam industri pelayaran bisa menjadi kunci untuk mencegah terulangnya peristiwa tragis seperti yang dialami nakhoda ini. Pendekatan yang berbasis pada pencegahan, bukannya hanya penegakan hukum setelah kejadian, bisa sangat membantu dalam menciptakan lingkungan kerja yang lebih aman dan sehat.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment