Anggota Polsek Belitang II, melakukan pengecekan langsung ke lahan pertanian di Desa Sribantolo, Kecamatan Belitang II, Kabupaten OKU Timur Tanggapan mengenai berita berjudul "Polsek Belitang II Kawal Program Ketahanan Pangan di OKU Timur, Dorong Produksi Pangan Lokal" menunjukkan langkah positif terhadap upaya menjaga ketahanan pangan di wilayah tersebut. Ketahanan pangan menjadi isu fundamental bagi pembangunan suatu daerah, terlebih dengan munculnya berbagai tantangan global seperti perubahan iklim dan fluktuasi harga pangan. Upaya yang dilakukan oleh Polsek Belitang II untuk mengawal program ini menunjukkan kesadaran akan pentingnya peran kepolisian dalam mendukung program-program pemerintah, terutama di bidang pertanian dan ketahanan pangan. Pertama, dukungan dari Polsek dalam menjaga ketahanan pangan lokal menunjukkan kolaborasi yang baik antara aparat keamanan dan masyarakat. Keberadaan institusi kepolisian bukan hanya terasa dalam hal menjaga keamanan, tetapi juga sebagai partner dalam pembangunan sosial dan ekonomi. Dengan terlibat langsung dalam program ketahanan pangan, Polsek Belitang II dapat memberikan edukasi dan informasi kepada petani mengenai teknik pertanian yang baik dan benar, serta mendukung pengembangan produk lokal yang berkualitas. Kedua, dorongan untuk memproduksi pangan lokal sangat relevan dalam konteks saat ini. Masyarakat kita perlu lebih mandiri dalam hal penyediaan pangan, terutama di tengah ketidakpastian ekonomi global. Produksi pangan lokal tidak hanya dapat mengurangi ketergantungan pada barang impor, tetapi juga bisa meningkatkan kesejahteraan petani lokal. Dengan mempromosikan pangan lokal, daerah seperti OKU Timur dapat mengembangkan branding yang kuat, meningkatkan nilai jual produk, dan pada akhirnya berdampak positif bagi perekonomian masyarakat. Selain itu, program ketahanan pangan ini juga relevan untuk menangani isu pangan yang berkaitan dengan kesehatan. Dengan menggalakkan konsumsi pangan lokal, masyarakat dapat lebih teredukasi mengenai pentingnya pola makan sehat dan pemanfaatan sumber daya alam di sekitar mereka. Hal ini sangat penting dalam meningkatkan kesehatan masyarakat dan mencegah masalah gizi buruk yang sering terjadi di daerah terbelakang. Namun, keberhasilan program ini tentu memerlukan dukungan yang berkelanjutan dari berbagai pihak, baik pemerintahan, masyarakat, maupun sektor swasta. Polsek perlu berkolaborasi dengan dinas pertanian, organisasi masyarakat, dan lembaga sosial untuk menciptakan ekosistem yang mendukung ketahanan pangan. Selain itu, perhatian terhadap pelatihan dan pengembangan kapasitas petani juga sangat vital agar mereka mampu mengimplementasikan teknik pertanian modern dan berkelanjutan. Secara keseluruhan, langkah yang diambil oleh Polsek Belitang II dalam mengawal program ketahanan pangan di OKU Timur sangat patut diapresiasi. Ini adalah contoh konkret bagaimana aparat kepolisian dapat berkontribusi dalam pembangunan komunitas. Diharapkan, program ini tidak hanya berjalan sebagai inisiatif jangka pendek, tetapi dapat berlanjut dan berkembang menjadi pola pikir masyarakat yang mengutamakan kemandirian pangan. Dengan demikian, ketahanan pangan lokal tidak hanya menjadi jargon, tetapi menjadi kenyataan yang dirasakan oleh masyarakat di OKU Timur.