Duduk Perkara Calon Mahasiswi Koar-koar Tolak Larangan Study Tour, Diskakmat Dedi Mulyadi

2 hari yang lalu
3


Loading...
Seorang calon mahasiswi bernama Aura Cinta, mendadak viral karena aksi nekat menolak larangan study tour diinisiasi Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi.
Berita mengenai calon mahasiswi yang menolak larangan study tour dan pernyataan Dedi Mulyadi tentu menarik untuk dikupas. Sebagai isu yang berkaitan dengan pendidikan, hak siswa, dan kebijakan sekolah, konflik semacam ini sering muncul di berbagai institusi pendidikan. Larangan tersebut mungkin dibuat dengan tujuan untuk mengatur kegiatan siswa agar lebih terfokus pada pembelajaran, namun di sisi lain, pengalaman di luar kelas seperti study tour juga memiliki nilai edukatif yang tidak bisa diabaikan. Dari perspektif calon mahasiswi, penolakan terhadap larangan study tour bisa dimaklumi. Study tour sering kali memberikan kesempatan bagi siswa untuk belajar secara langsung di lapangan, yang sering kali lebih berkesan dibandingkan hanya melalui buku atau teori di dalam kelas. Interaksi langsung dengan objek atau tempat yang relevan dengan materi pembelajaran dapat memperkaya pengetahuan dan pengalaman siswa. Selain itu, kegiatan seperti ini juga dapat membangun kerjasama dan keterampilan sosial yang penting dalam kehidupan di luar sekolah. Di sisi lain, Dedi Mulyadi, sebagai tokoh publik, tentu memiliki pandangan atau kebijakan yang bisa jadi didasari oleh pengalaman atau data tertentu. Mungkin saja larangan tersebut dilatarbelakangi oleh pertimbangan keamanan, pembiayaan, atau faktor lainnya yang berkaitan dengan efektivitas pembelajaran. Namun, jika larangan tersebut terlalu kaku tanpa adanya ruang untuk diskusi atau pertimbangan alternatif, bisa jadi justru merugikan perkembangan siswa. Yang perlu direnungkan adalah bagaimana menemukan keseimbangan antara kebijakan yang bertujuan menjaga kualitas pendidikan dengan kebutuhan siswa untuk bereksplorasi dan mengembangkan diri. Dialog antara pihak sekolah, siswa, dan orang tua sangat penting dalam situasi ini. Mungkin ada alternatif lain, misalnya mengadakan study tour dengan pengaturan lebih ketat, tetapi tetap memberikan peluang bagi siswa untuk mendapat pengalaman langsung. Perdebatan semacam ini juga mencerminkan dinamika antara generasi yang lebih muda dan otoritas pendidikan. Generasi muda cenderung lebih vokal dalam menyampaikan pendapat dan ketidakpuasan mereka. Ini menciptakan ruang bagi diskusi yang lebih luas mengenai pendidikan dan bagaimana seharusnya pendekatan dalam menghadapi kebijakan-kebijakan yang dianggap menghambat kreativitas dan kebebasan belajar. Dalam kesimpulan, isu larangan study tour yang ditolak oleh calon mahasiswi menggambarkan kebutuhan untuk mendengarkan suara siswa dan fleksibilitas dalam kebijakan pendidikan. Pendidikan seharusnya tidak hanya tentang mengikuti aturan, tetapi juga tentang menciptakan lingkungan yang mendukung pertumbuhan dan pembelajaran. Sebuah dialog konstruktif dan kolaboratif antara pihak-pihak yang terlibat sangat diperlukan untuk menciptakan solusi yang saling menguntungkan.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Tags

Comment