Kuasa hukum dari terduga korban QAR, Satria Marwan S.H., M.H mendesak polisi untuk segera menangkap terlapor yaitu dokter AY. Tanggapan terhadap berita yang berjudul “Dugaan Pelecehan Dokter AY Malang Dinilai Jalan di Tempat, Kuasa Hukum Korban: Sudah Seminggu” mencerminkan kekhawatiran yang mendalam tentang penanganan kasus pelecehan seksual di Indonesia. Kasus semacam ini sering kali menjadi sorotan publik, bukan hanya karena dampaknya pada korban, tetapi juga karena sistem hukum yang ada harus mampu memberikan rasa keadilan. Ketika proses hukum terkesan mandek, hal ini bisa menyebabkan trauma yang lebih mendalam bagi korban serta menurunkan kepercayaan masyarakat terhadap institusi hukum. Pelecehan seksual adalah isu yang sangat serius dan sering kali sulit untuk diungkapkan. Ketika seorang korban berani mengambil langkah untuk mengadukan, mereka menghadapi berbagai tantangan, mulai dari stigma sosial hingga ketidakpastian dalam proses hukum itu sendiri. Dalam kasus ini, pernyataan kuasa hukum korban bahwa kasus ini “jalan di tempat” menunjukkan bahwa ada kemungkinan ketidakberdayaan dalam sistem yang seharusnya melindungi dan memberikan keadilan bagi korban. Tentu saja, hal ini sangat disayangkan dan menjadi sorotan yang perlu diperhatikan oleh semua pihak terkait. Selain itu, kasus pelecehan yang melibatkan profesi dokter juga menimbulkan isu kepercayaan masyarakat terhadap tenaga medis. Dokter seharusnya menjadi sosok yang memberikan perlindungan dan rasa aman kepada pasien, namun ketika terjadi dugaan pelecehan, hal ini dapat merusak reputasi profesionalitas dan integritas profesi tersebut. Masyarakat berhak mendapatkan pelayanan kesehatan yang aman dan nyaman. Oleh karena itu, penting bagi pihak berwenang untuk memberikan perhatian yang memadai terhadap kasus ini dan memastikan bahwa proses hukum berjalan transparan dan adil. Di sisi lain, kasus ini juga menekankan perlunya pendidikan dan pencegahan yang lebih baik mengenai pelecehan seksual, baik bagi para profesional kesehatan maupun masyarakat umum. Kampanye kesadaran dan pelatihan tentang hak-hak pasien serta pentingnya etika medis harus terus digalakkan. Dengan demikian, harapannya adalah akan tercipta lingkungan yang lebih aman untuk semua orang, khususnya bagi mereka yang rentan. Pembicaraan mengenai dugaan pelecehan seksual juga harus diimbangi dengan dukungan bagi para korban. Langkah-langkah untuk memberikan dukungan emosional dan bantuan hukum kepada korban sangat penting untuk membantu mereka melewati masa-masa sulit ini. Tidak jarang, korban merasa kesepian dalam perjuangan mereka, dan dukungan dari komunitas serta organisasi terkait dapat berperan besar dalam proses pemulihan mereka. Akhirnya, saya berharap bahwa kasus ini dapat menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran akan pentingnya penanganan kasus pelecehan seksual dengan serius dan cepat. Setiap langkah yang diambil harus berfokus pada keadilan, perlindungan korban, dan penguatan sistem hukum yang berlaku. Hanya dengan demikian, kita bisa berharap untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan adil bagi semua orang.