Warha Desa Kalipepe, Kecamatan Yosowilangun, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur tersebut akan berhaji di usia 18 tahun. Berita tentang Syarifa yang akan menjadi calon haji termuda asal Lumajang adalah sebuah cerita yang inspiratif dan memberikan motivasi bagi banyak orang. Kehadiran Syarifa sebagai calon haji termuda memberikan gambaran bahwa usia bukanlah halangan untuk mengejar ibadah yang mulia seperti melaksanakan ibadah haji. Hal ini juga menunjukkan bahwa semangat dan keinginan untuk mendekatkan diri kepada Allah tidak terbatas oleh usia. Selain itu, keputusan Syarifa untuk menggantikan sang ayah yang meninggal dalam menunaikan kewajiban haji adalah tindakan yang sangat mulia. Sebagai anak yang berbakti, Syarifa berhasil melaksanakan amanah dari sang ayah meskipun masih berusia muda. Keberanian dan keikhlasan Syarifa patut diapresiasi dan menjadi contoh bagi generasi muda lainnya. Dengan menjadi calon haji termuda asal Lumajang, Syarifa juga membuktikan bahwa wanita pun mampu menjalankan ibadah haji dengan penuh kesungguhan. Hal ini menunjukkan bahwa perempuan juga memiliki peran yang sama pentingnya dalam menunaikan kewajiban agama. Keberanian dan tekad Syarifa dalam melaksanakan ibadah haji juga menunjukkan bahwa perempuan muda pun memiliki potensi besar dalam beribadah dan berkomitmen dalam menjalankan ajaran agama. Kisah Syarifa yang menjadi calon haji termuda juga memberikan gambaran bahwa ibadah haji bukanlah monopoli dari kalangan usia tertentu, namun bisa dilakukan oleh siapapun yang memiliki kemauan dan kesempatan untuk melaksanakannya. Semoga dengan kisahnya ini dapat menginspirasi banyak orang, khususnya generasi muda, untuk semakin mendekatkan diri kepada Allah dan melaksanakan ibadah haji dengan penuh keikhlasan. Syarifa telah membuktikan bahwa tidak ada kata terlambat untuk mendekatkan diri kepada Allah dan melaksanakan kewajiban agama, selama niat dan tekad untuk melakukannya sudah ada.