Masing-masing daerah memiliki tradisi berbeda dalam menyambut hari raya Waisak. Berikut tradisi Waisak yang ada di wilayah Jawa Timur Tradisi Waisak yang dipraktikkan di Jawa Timur, khususnya dalam memandikan patung Buddha dan pindapata, merupakan wujud penghormatan yang mendalam terhadap ajaran dan kehidupan Sang Buddha. Kegiatan ini tentu saja merupakan salah satu upaya untuk memperkuat spiritualitas umat Buddha di Jawa Timur dan mengenang jasa-jasa Sang Buddha dalam menyebarkan ajaran kebaikan dan kedamaian. Penganut agama Buddha di Jawa Timur memiliki kekayaan budaya dan tradisi yang begitu kaya dan unik, terbukti dari ritual-rirual yang mereka lakukan dalam menyambut hari suci Waisak. Memandikan patung Buddha sebagai simbol pemurnian dan pembersihan rohani sangatlah penting dalam menjaga kebersihan spiritual umat Buddha. Selain itu, kegiatan pindapata atau berjalan kaki mengelilingi lingkungan dengan membawa wadah makanan sebagai salah satu bentuk pengabdian kepada sesama adalah suatu nilai luhur yang sejalan dengan ajaran Sang Buddha mengenai kasih sayang dan kepedulian terhadap sesama. Melalui pindapata, umat Buddha di Jawa Timur dapat mengasah jiwa sosial mereka dan menjalankan ajaran Sang Buddha secara nyata dalam kehidupan sehari-hari. Tradisi-tradisi seperti memandikan patung Buddha dan pindapata dalam perayaan Waisak di Jawa Timur juga dapat menjadi ajang untuk memperkenalkan dan memperluas pemahaman masyarakat tentang ajaran Buddha. Dengan cara-cara yang bersifat simbolis dan kreatif, tradisi ini mampu menarik minat masyarakat luas untuk belajar lebih dalam mengenai agama Buddha dan nilai-nilai luhur yang terkandung di dalamnya. Kesimpulannya, tradisi Waisak di Jawa Timur yang melibatkan memandikan patung Buddha dan pindapata merupakan bentuk nyata penghormatan dan pengabdian umat Buddha terhadap ajaran Sang Buddha. Tradisi ini tidak hanya memperkaya budaya dan spiritualitas umat Buddha, tetapi juga menjadi sarana untuk meningkatkan kepedulian sosial dan memperluas pemahaman agama Buddha di tengah-tengah masyarakat.