Selama 10 tahun, Adi meneror gadis yang dicintainya sejak SMP. Motifnya karena terobsesi namun cintanya tak berbalas. Berita tentang 'Cinta Tak Berbalas di Surabaya Berujung Penjara' sungguh memilukan. Kasus di mana seorang pria harus masuk penjara karena cinta yang tidak berbalas menimbulkan pertanyaan tentang batas-batas yang harus dijaga dalam sebuah hubungan. Cinta seharusnya membawa kedamaian dan kebahagiaan, bukan menjadi pemicu kekerasan atau tindakan kriminal. Pada dasarnya, cinta seharusnya bersifat sukarela dan tidak boleh dipaksa kepada pihak lain. Kegagalan mendapatkan cinta balasan seharusnya diterima dengan bijak, bukan dijadikan alasan untuk melakukan kekerasan atau tindakan yang melanggar hukum. Jika seseorang tidak merespons perasaan cinta kita, kita harus bisa menghormati pilihan dan keputusannya, tanpa harus memaksakan diri atau melakukan tindakan-tindakan yang dapat merugikan diri sendiri maupun orang lain. Dari kasus ini, dapat dilihat bahwa pentingnya memiliki keterampilan dalam mengelola emosi dan menerima realita. Kegagalan dalam hubungan bisa sangat menyakitkan, namun bukan berarti kita harus melakukan tindakan-tindakan yang merugikan diri sendiri maupun orang lain. Sebagai individu dewasa, kita harus mampu mengendalikan emosi dan menjaga perilaku agar tidak melanggar hukum. Selain itu, perlunya kesadaran akan pentingnya kesehatan mental dalam menghadapi masalah-masalah emosional. Jika seseorang merasa kesulitan mengelola perasaannya akibat cinta tak berbalas atau masalah lainnya, sebaiknya mencari pertolongan dari ahli psikologi atau psikiater agar bisa mendapatkan bantuan yang tepat dan menghindari tindakan-tindakan merugikan. Kasus ini seharusnya juga menjadi pelajaran bagi kita semua untuk lebih bijaksana dalam menyikapi hubungan dan perasaan cinta. Cinta sejati seharusnya tidak mengenal paksaan atau kekerasan, melainkan terbentuk dari saling pengertian, komunikasi, dan kesepahaman antara dua belah pihak. Jika hubungan tidak berjalan sesuai yang diinginkan, lebih baik mengakhirinya dengan baik daripada memaksa atau merugikan pihak lain.