PDIP berharap kader partainya bisa jadi cawagub Khofifah Indar Parawansa di Pilgub Jatim 2024. Hal itu mendapat respons dari Golkar. Tanggapan saya terhadap berita ini adalah bahwa ini adalah hal yang wajar dalam dunia politik, di mana partai politik akan mempertimbangkan segala kemungkinan untuk memenangkan pilkada. Hal ini merupakan strategi yang sah bagi PDIP untuk mencari dukungan dari partai lain, termasuk Golkar, agar bisa memenangkan pilkada. Namun, sebaiknya keputusan akhir tetap harus didasarkan pada kriteria yang objektif dan kepentingan masyarakat secara keseluruhan. Saya juga berharap bahwa dalam memilih calon wakil gubernur, kedua partai tersebut lebih memperhatikan kualitas dan kapabilitas para kader partai, bukan hanya sekadar memperhitungkan elektabilitas semata. Seharusnya calon yang diusung memiliki visi, integritas, dan kemampuan untuk memimpin serta melayani masyarakat dengan baik. Selain itu, saya berharap bahwa PDIP dan Golkar bisa bekerja sama dengan baik di masa depan, baik dalam pilkada maupun dalam menjalankan pemerintahan jika memang berhasil memenangkan pilkada. Kerjasama antara partai politik sangatlah penting untuk membangun stabilitas politik dan menjaga kepentingan rakyat. Lebih lanjut, saya juga berharap bahwa proses pemilihan calon wakil gubernur dilakukan secara terbuka dan transparan, agar masyarakat bisa mengetahui alasan di balik pemilihan tersebut dan memberikan masukan atau kritik jika diperlukan. Dengan begitu, keputusan yang diambil akan lebih dapat diterima oleh publik dan memperkuat legitimasi hasil pilkada nantinya. Dalam konteks demokrasi, partai politik memiliki hak untuk mengusulkan calon yang dianggap terbaik menurut mereka. Namun, dalam memilih calon pemimpin, sebaiknya pertimbangan utamanya adalah kepentingan dan kesejahteraan masyarakat, bukan sekadar kepentingan partai. Semoga hasil pilkada yang nantinya dihasilkan dapat membawa kemajuan dan kesejahteraan bagi seluruh rakyat Jawa Timur.