Max mundur setelah ditetapkan sebagai tersangka kasus dugaan korupsi pengadaan truk angkut personel 4WD dan rescue carrier vehicle di Basarnas Tanggapan saya terhadap berita ini tentu sangatlah tidak dapat diterima, terutama jika memang kasus korupsi yang menjerat eks Sestama Basarnas tersebut terbukti benar. Korupsi adalah tindakan yang merugikan negara dan rakyat, karena dana yang seharusnya digunakan untuk kepentingan umum justru disalahgunakan untuk kepentingan pribadi. Oleh karena itu, siapapun yang terlibat dalam kasus korupsi harus bertanggung jawab atas perbuatannya. Mundurnya eks Sestama Basarnas dari jabatannya sebagai Kepala Baguna PDI-P adalah langkah yang tepat. Sebagai seorang yang terlibat dalam kasus korupsi, tentu tidak pantas bagi beliau untuk tetap menjabat di posisi tersebut. Tindakan mundur tersebut juga dapat dianggap sebagai bentuk tanggung jawab moral atas perbuatannya. Selain itu, langkah mundur tersebut juga dapat dilihat sebagai tindakan yang etis dan mencerminkan integritas diri. Dengan mundur dari jabatannya, eks Sestama Basarnas telah menunjukkan bahwa beliau menerima konsekuensi atas perbuatannya dan tidak ingin merugikan partai tempat beliau bernaung. Namun, demikian, mundurnya eks Sestama Basarnas tidak serta merta menghapus kesalahan yang telah dilakukannya. Proses hukum tetap harus berjalan sesuai dengan ketentuan hukum yang berlaku. Eks Sestama Basarnas harus diadili secara adil dan transparan sesuai dengan hukum yang berlaku tanpa pandang bulu. Semoga kejadian ini dapat menjadi pelajaran bagi seluruh pejabat negara dan politisi untuk tidak terlibat dalam kasus korupsi. Harus ada keberanian untuk menolak tindakan korupsi dan menegakkan integritas serta moralitas dalam menjalankan tugas sebagai abdi negara. Hukum harus ditegakkan demi keadilan dan kebaikan bersama, tanpa pandang bulu kepada siapapun.