Politikus PDIP Guntur Romli merespons pembelaan relawan Projo terhadap Jokowi. Guntur menyebut Projo dkk tidak tahu masalah sebenarnya antara PDIP dan Jokowi. Berita yang berjudul 'Politikus PDIP: Projo dan Relawan Jokowi Lainnya Tak Tahu Masalah Sebenarnya' mencerminkan dinamika yang terjadi dalam politik Indonesia, khususnya di dalam partai yang mendukung Presiden Joko Widodo. Pernyataan ini menunjukkan adanya ketegangan antara PDIP, sebagai partai pengusung utama Jokowi, dengan kelompok relawan, seperti Projo, yang selama ini dikenal sebagai pendukung loyal presiden. Ketegangan ini bisa menjadi cerminan dari perbedaan perspektif dalam menyikapi berbagai permasalahan negara yang dihadapi saat ini. Salah satu poin penting dalam pernyataan tersebut adalah mengenai pemahaman yang berbeda tentang isu-isu yang dihadapi bangsa. Politikus PDIP berpendapat bahwa relawan dan kelompok pendukung lainnya mungkin tidak memiliki akses atau informasi yang cukup mendalam mengenai masalah yang sebenarnya terjadi. Hal ini bisa disebabkan oleh berbagai faktor, seperti kurangnya komunikasi antara partai politik dan relawan atau mungkin juga dikarenakan adanya keraguan terhadap narasi yang dibangun oleh elite politik. Di sisi lain, reaksi yang muncul dari para relawan juga tak kalah penting. Mereka selama ini berjuang dengan semangat dukungan untuk Jokowi dan keberadaan mereka tentu didasari oleh keyakinan akan visi dan misi yang telah dicanangkan. Jika mereka merasa diabaikan dalam diskusi mengenai isu-isu strategis negara, tentu ini dapat memunculkan rasa ketidakpuasan dan kekecewaan yang dapat berdampak pada dukungan politik ke depan. Situasi ini memunculkan pertanyaan tentang bagaimana seharusnya komunikasi politik dijalankan. Dalam demokrasi yang sehat, partisipasi aktif dari berbagai elemen masyarakat, termasuk relawan, sangatlah penting. Ini menjadi tantangan bagi PDIP dan para politisinya untuk tidak hanya menjadikan relawan sebagai alat politik, tetapi juga sebagai mitra dalam membahas dan mencari solusi untuk tantangan yang dihadapi bangsa. Terbukanya ruang dialog dan pertukaran informasi yang konstruktif dapat membantu memperkuat kohesi antara partai politik dan basis dukungannya. Dalam konteks yang lebih luas, pernyataan tersebut juga dapat dipahami sebagai refleksi dari dinamika internal dalam partai politik di Indonesia. Ketika partai menghadapi sejumlah tantangan, munculnya pernyataan yang menunjukkan perbedaan pandangan bukanlah hal yang aneh. Namun, yang terpenting adalah bagaimana perbedaan tersebut dikelola untuk menciptakan harmoni dan menjaga kekompakan dalam menghadapi tantangan politik yang lebih besar, termasuk menjelang pemilu yang akan datang. Akhirnya, penting bagi semua pihak untuk merenungkan kembali peran mereka dalam sistem politik. Setiap elemen — baik politisi, relawan, maupun masyarakat luas — seharusnya memiliki pemahaman yang utuh akan masalah dan tantangan yang ada. Hanya dengan saling mendengarkan dan menghargai pendapat satu sama lain, maka kita bisa bergerak maju ke arah yang lebih baik untuk bangsa ini. Dialog yang konstruktif dan terbuka merupakan kunci untuk membangun kepercayaan di antara semua pihak yang terlibat dalam politik.