Komunitas Larajiva, Ruang Menari Putu Wahyu dan Kawan-kawan Tuli

4 hari yang lalu
8


Loading...
Putu Wahyu Putra Sudianta mendirikan Komunitas Larajiva untuk mewadahi kawan-kawan tuli belajar menari Bali. Simak kisahnya.
Komunitas Larajiva yang mengusung visi inklusivitas bagi penyandang tuli, seperti yang terungkap dalam berita 'Komunitas Larajiva, Ruang Menari Putu Wahyu dan Kawan-kawan Tuli', patut mendapatkan apresiasi yang tinggi. Dalam masyarakat yang sering kali berorientasi pada norma dan batasan komunikasi verbal, keberadaan komunitas ini memberikan ruang bagi individu dengan kemampuan mendengar yang berbeda untuk mengekspresikan diri mereka melalui seni tari. Ini bukan hanya tentang menari, tetapi juga tentang membangun identitas dan menyuarakan keberadaan mereka dalam masyarakat yang lebih luas. Keberadaan komunitas semacam ini menunjukkan pentingnya kesadaran akan keberagaman. Dalam budaya yang inklusif, setiap individu, terlepas dari kemampuan fisik atau sensorik mereka, memiliki kesempatan yang sama untuk berkontribusi. Komunitas Larajiva memberikan contoh yang jelas tentang bagaimana seni dapat menjadi jembatan yang menghubungkan berbagai latar belakang. Dengan menari, mereka tidak hanya berkomunikasi dengan gerakan, tetapi juga menciptakan dialog tanpa kata yang dapat dipahami oleh semua orang, memperkuat rasa kebersamaan. Penting juga untuk mencatat tantangan yang dihadapi oleh komunitas tersebut. Meskipun inisiatif ini bersifat positif, mereka sering kali berhadapan dengan stigma atau gugatan masyarakat yang kurang memahami atau menerima keberadaan mereka. Diperlukan usaha yang gigih untuk memperkenalkan dan mendidik masyarakat tentang pentingnya seni sebagai alat komunikasi dan ekspresi diri. Program edukasi, lokakarya, atau kolaborasi dengan seniman lain dapat menjadi langkah untuk lebih meningkatkan kesadaran dan pemahaman publik. Secara ekonomi, komunitas Larajiva juga berpotensi memberikan dampak positif. Melalui pertunjukan dan kegiatan seni, mereka tidak hanya dapat menjangkau audiens yang lebih luas tetapi juga menciptakan peluang kerja yang berkelanjutan bagi anggotanya. Ini sangat penting dalam menciptakan kemandirian bagi penyandang tuli dan membuktikan bahwa mereka dapat berkontribusi secara aktif dalam ekonomi kreatif. Kreativitas mereka tidak hanya terwujud dalam tarian, tetapi juga dapat dimanfaatkan dalam berbagai bentuk seni lain, seperti seni visual atau teater. Dari sudut pandang sosial, keberadaan komunitas seperti Larajiva berperan penting dalam memecah batasan-batasan sosial yang selama ini ada. Mereka menunjukkan bahwa ketulian bukanlah penghalang dalam menciptakan seni yang indah dan berbicara. Komunitas ini tidak hanya menciptakan lingkungan yang ramah bagi anggotanya, tetapi juga mengundang partisipasi dari orang-orang di luar komunitas, memperkaya pengalaman seni bagi semua. Dalam rangka menjalin keberlanjutan dan kemajuan, perlu ada dukungan dari berbagai pihak, baik pemerintah, organisasi non-pemerintah, maupun lembaga pendidikan. Investasi dalam program-program yang mendukung seni dan inklusi dapat memperkuat keberadaan komunitas-komunitas serupa di masa depan. Ini bukan hanya berkaitan dengan seni, tetapi juga merupakan langkah menuju masyarakat yang lebih adil dan berempati, di mana setiap individu dihargai atas kontribusi uniknya. Dengan diemuknya prinsip inklusivitas dan kesetaraan, diharapkan bahwa semangat komunitas Larajiva dapat menginspirasi gerakan serupa di berbagai belahan dunia, mendorong lebih banyak individu untuk mengeksplorasi potensi mereka tanpa rasa takut atau merasa dibatasi. Karya seni yang dihasilkan oleh mereka bukan hanya sekadar pertunjukan, tetapi juga merupakan pernyataan mengenai hak dan keberadaan setiap individu di dalam komunitas yang lebih luas.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Tags

Comment