Sosok mayat Lansia berjenis kelamin perempuan ditemukan di sekat aliran sungai Brantas sisi timur Bendungan Sengguruh, Kecamatan Kepanjen, Malang Berita tentang penemuan jasad lansia asal Batu yang ditemukan tidak bernyawa di Bendungan Sengguruh Malang merupakan sebuah peristiwa yang menyentuh dan menggugah empati. Hal ini menggarisbawahi beberapa isu penting yang relevan dengan masyarakat, termasuk kesehatan mental, keamanan lingkungan, dan pentingnya perhatian terhadap orang-orang tua dalam komunitas. Pertama, peristiwa ini menunjukkan betapa rentannya orang lanjut usia. Mereka sering kali memiliki keterbatasan fisik dan kadang-kadang juga mengalami kesulitan dalam menjaga keseimbangan mental dan emosional. Dalam kasus ini, jasad lansia tersebut ditemukan setelah empat hari tidak pulang, yang mungkin menggambarkan kesepian atau kurangnya dukungan dari keluarga atau lingkungan sekitar. Ini merupakan panggilan untuk kita semua agar lebih peka terhadap kebutuhan lansia di lingkungan kita. Selain dukungan fisik, dukungan emosional dan sosial juga sangat penting untuk mencegah isolasi yang dapat berakibat fatal. Kedua, dari segi keamanan, penting untuk menyoroti perlunya pengawasan dan perhatian yang lebih terhadap area-area umum seperti bendungan. Tempat-tempat tersebut bisa berbahaya jika tidak ada pengawasan yang memadai. Kejadian seperti ini bisa terjadi kepada siapa saja, tidak terkecuali lansia yang mungkin kurang waspada terhadap potensi bahaya di sekitar mereka. Ini menekankan pentingnya adanya program pencegahan yang melibatkan partisipasi masyarakat setempat untuk memastikan bahwa tempat-tempat umum aman untuk dikunjungi, terutama bagi kelompok yang lebih rentan. Selanjutnya, berita ini juga mengingatkan kita akan pentingnya komunikasi antara anggota keluarga. Dengan komunikasi yang baik, keluarga dapat segera menyadari jika seseorang yang mereka cintai menghilang atau pergi lebih lama dari biasanya. Mengintegrasikan teknologi seperti aplikasi pelacakan atau bahkan solusi sederhana seperti panggilan rutin dapat membantu menjaga keamanan lansia. Keluarga yang lebih terhubung akan memiliki kemampuan lebih baik untuk merespons situasi darurat. Di sisi lain, berita semacam ini juga perlu difasilitasi dengan edukasi kepada masyarakat. Mengedukasi publik tentang pertolongan pertama, pengenalan tanda-tanda kesulitan mental, serta cara-cara untuk memberikan dukungan kepada lanjut usia adalah langkah penting yang bisa diambil. Komunitas perlu berkolaborasi dalam membangun jaringan dukungan yang memperhatikan kesejahteraan anggota masyarakat. Menghadapi berita menyedihkan seperti ini, harapan kita adalah agar kejadian serupa tidak terulang di masa depan. Kita perlu menukarkan rasa empati menjadi tindakan nyata. Hal ini bisa dimulai dari kesadaran individu untuk lebih memperhatikan tetangga, mengenali dan mendukung lansia di sekitar kita, sehingga setiap individu merasa dihargai dan tidak sendirian. Akhir kata, meskipun berita ini tragis, semoga dapat membangkitkan kesadaran dan semangat untuk lebih saling peduli di antara kita, terutama terhadap para lansia yang memiliki kebutuhan khusus. Kesadaran bersama adalah langkah pertama dalam menciptakan lingkungan yang lebih aman dan lebih peduli bagi semua orang, terutama bagi mereka yang berada dalam kondisi rentan.