Saat ini air pasang di Sungai Martapura menyebabkan ruas jalan di Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) tergenang, Berita mengenai genangan air yang terjadi di Jalan Lambung Mangkurat dan Jenderal Sudirman, Banjarmasin, akibat air pasang, mencerminkan tantangan yang dihadapi oleh kota-kota yang berada di daerah pesisir. Dengan kondisi geografis yang rentan terhadap perubahan iklim dan peningkatan permukaan air laut, kejadian seperti ini tidak hanya mengganggu aktivitas sehari-hari masyarakat, tetapi juga menjadi ancaman bagi infrastruktur dan ekonomi lokal. Salah satu dampak langsung dari banjir tersebut adalah gangguan pada aksesibilitas. Jalan yang tergenang air membuat pengendara mengalami kesulitan dan bisa menyebabkan kemacetan yang berkepanjangan. Dengan Jalan Lambung Mangkurat dan Jenderal Sudirman sebagai jalur penting, genangan ini berpotensi mengganggu transportasi publik, distribusi barang, dan mobilitas masyarakat secara umum. Seringnya kejadian banjir dapat mengurangi kepercayaan masyarakat terhadap infrastruktur transportasi yang ada. Kejadian ini juga menggarisbawahi pentingnya kebijakan pengelolaan air dan mitigasi bencana di daerah perkotaan. Pemerintah daerah perlu meningkatkan sistem drainase dan melihat kemungkinan adanya infrastruktur yang lebih tahan banting terhadap perubahan iklim. Pembangunan tanggul atau peningkatan kapasitas saluran air menjadi langkah strategis yang perlu dipertimbangkan untuk mengatasi masalah genangan air yang berulang. Selain itu, pendidikan dan kesadaran masyarakat mengenai perlunya menjaga kebersihan saluran air juga sangat penting agar air bisa mengalir dengan lancar. Dari sudut pandang lingkungan, kejadian ini menjadi pengingat akan dampak perubahan iklim yang semakin nyata. Peningkatan frekuensi banjir akibat pasang laut mungkin akan menjadi hal yang lebih umum di masa depan, dan oleh karena itu, perlu adanya pendekatan yang lebih terintegrasi antara pembangunan kota dan pelestarian lingkungan. Solusi yang berkelanjutan harus diprioritaskan, termasuk rehabilitasi ekosistem mangrove yang dapat berfungsi sebagai penyangga alami terhadap pasang air. Tentu saja, perhatian juga perlu diberikan kepada masyarakat yang terdampak. Pendataan terhadap warga yang mengalami kerugian akibat banjir, serta penyediaan bantuan yang cepat dan tepat, menjadi langkah penting untuk meringankan beban mereka. Selain itu, juga penting untuk melibatkan masyarakat dalam upaya penanganan dan penanggulangan banjir sebagai bagian dari solusi jangka panjang. Dalam konteks yang lebih luas, fenomena ini menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah, masyarakat, dan sektor swasta dalam merancang kota yang lebih ramah lingkungan dan tahan banting terhadap bencana. Investasi dalam teknologi dan inovasi juga perlu didorong untuk menciptakan solusi yang lebih efektif. Hanya dengan pendekatan yang holistik dan inklusif, kota-kota seperti Banjarmasin dapat mengurangi dampak negatif dari fenomena alam yang semakin sering terjadi ini.