Merawat Kemabruran Puasa, dari Syariah ke Hakikat

2 hari yang lalu
5


Loading...
Menurut Al-Qusyairi, syari'ah merupakan perintah yang harus dilaksanakan dalam bentuk ibadah, dan hakekat merupakan kesaksian akan kehadiran
Berita dengan judul "Merawat Kemabruran Puasa, dari Syariah ke Hakikat" membahas aspek mendalam dari ibadah puasa, mengaitkan antara prinsip syariah dan hakikat spiritual yang terkandung dalam praktik tersebut. Pemahaman puasa tidak hanya sekedar menahan lapar dan dahaga, tetapi juga meliputi peningkatan spiritualitas dan kedekatan kepada Tuhan. Dalam konteks ini, penting untuk menyoroti bagaimana puasa memiliki dimensi yang lebih luas, yang menuntut pemahaman tidak hanya pada aspek ritual, tetapi juga pada makna yang lebih dalam. Pertama-tama, perlu dicatat bahwa puasa dalam Islam diatur dengan ketat oleh syariah. Rangkaian aturan seperti waktu puasa, yang dimulai dari fajar hingga terbenamnya matahari, serta niat untuk berpuasa, merupakan hal-hal yang tidak bisa diabaikan. Namun, yang sering kali diabaikan adalah esensi dari puasa itu sendiri. Merawat kemabruran puasa berarti lebih dari sekadar menjalankan ritual; ia juga melibatkan perubahan perilaku, peningkatan kesadaran sosial, dan refleksi diri yang mendalam. Selanjutnya, hakikat puasa mengajak kita untuk merenungkan tujuan sejati dari ibadah ini. Momen puasa seharusnya menjadi waktu untuk berintrospeksi dan memperbaiki diri, sebagaimana ajaran Nabi Muhammad SAW yang mengedepankan nilai-nilai seperti sabar, empati, dan kasih sayang. Ketika seseorang menjalankan puasa dengan penuh kesadaran akan hakikatnya, maka ia akan tergerak untuk tidak hanya menahan diri dari makanan dan minuman, tetapi juga dari sifat-sifat tercela seperti marah dan sombong. Ini adalah kesempatan untuk memperbaiki diri dan memperkuat hubungan dengan sesama. Dalam konteks sosial, puasa seharusnya juga diakui sebagai waktu untuk meningkatkan kepedulian terhadap mereka yang kurang beruntung. Dengan merasakan kelaparan dan kehausan, seorang Muslim diharapkan semakin tersentuh untuk berbagi dengan sesama, melaksanakan zakat, dan menyebarkan kebaikan. Di sini, kemabruran puasa terwujud dalam tindakan nyata yang berdampak pada kesejahteraan masyarakat. Ibadah ini tidak hanya menyentuh aspek individu, tetapi juga menjalin koneksi yang lebih kuat dalam komunitas. Dalam dunia modern yang serba cepat dan materialistis, refleksi tentang kemabruran puasa menjadi semakin penting. Dengan banyaknya informasi dan distraksi yang mengelilingi kita, sangat berisiko jika kita hanya menjalankan puasa secara mekanis tanpa memahami esensinya. Oleh karena itu, penting untuk mengedukasi diri dan orang lain tentang nilai-nilai spiritual dari puasa, sehingga ikatan kita dengan Tuhan dan sesama dapat terpelihara dan diperkuat. Akhirnya, merawat kemabruran puasa dari syariah ke hakikat bukanlah perkara sepele. Ini adalah perjalanan spiritual yang memerlukan ketekunan, keikhlasan, dan komitmen untuk terus belajar dan berkembang. Melalui puasa, kita tidak hanya menuntut raga kita untuk menahan diri, tetapi juga jiwa kita untuk menjadi lebih baik. Oleh sebab itu, mari kita jadikan momen puasa sebagai titik tolak bagi perubahan positif dalam hidup kita dan lingkungan sekitar kita.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Tags

Comment