Loading...
Setiap hari kita mebaca: Iyyaka na’budu wa iyyaka nasta’in (Hanya Engkaulah yang kami sembah dan hanya Engkau yang kami memohon pertolongan).
Berita dengan judul "Syiar Ramadan Dari Ta’abbud ke Isti’anah" menggambarkan dua konsep penting dalam menjalani bulan suci Ramadan: ta'abbud dan isti'anah. Secara umum, Ramadan adalah bulan yang penuh dengan keberkahan dan tantangan spiritual, di mana umat Muslim berusaha memperdalam iman mereka serta meningkatkan ketakwaan. Dalam konteks ini, ta'abbud merujuk pada penghambaan dan kedekatan kepada Allah melalui ibadah, sedangkan isti'anah berarti meminta pertolongan dan dukungan dari-Nya dalam menjalani berbagai kesulitan dan tantangan.
Ta'abbud memiliki makna mendalam dalam praktik ibadah selama Ramadan. Dalam bulan ini, kita diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah melalui puasa, shalat, tilawah Al-Qur'an, serta amalan-amalan baik lainnya. Ini adalah sebuah proses yang tidak hanya melibatkan fisik, tetapi juga hati dan niat. Ketika kita menjalani ibadah dengan sepenuh hati, kita tidak hanya berpuasa dari makanan dan minuman, tetapi juga dari segala perilaku yang bisa merusak kualitas iman kita, seperti gosip, kemarahan, dan kedengkian.
Sementara itu, konsep isti'anah mencerminkan kebutuhan manusia untuk bersandar pada kekuatan yang lebih tinggi dalam menghadapi berbagai rintangan hidup. Dalam konteks Ramadan, ketika kita lebih disiplin dalam beribadah dan melaksanakan serangkaian amalan, kita juga diingatkan bahwa tanpa pertolongan Allah, segala usaha kita tidak akan membuahkan hasil yang diinginkan. Isti'anah mengajarkan kita untuk tidak hanya bergantung pada diri sendiri, tetapi untuk selalu memohon bantuan dan bimbingan-Nya dalam setiap langkah yang kita ambil, baik itu dalam hal spiritual maupun kehidupan sehari-hari.
Kedua konsep ini, ta'abbud dan isti'anah, dapat saling melengkapi. Ta'abbud mendorong kita untuk beribadah dengan sungguh-sungguh, sedangkan isti'anah mengingatkan kita akan pentingnya mengandalkan Tuhan dalam setiap usaha. Merayakan Ramadan bukan hanya sekadar ritual, tetapi juga kesempatan bagi kita untuk memperbaiki diri dan meningkatkan relasi kita dengan Allah. Dalam setiap shalat tarawih yang dilakukan, dalam setiap bait Al-Qur'an yang kita baca, ada peluang untuk menghubungkan diri lebih erat dengan-Nya.
Dari perspektif sosial, pengamalan kedua konsep ini juga dapat memperlihatkan pentingnya solidaritas di antara sesama umat manusia. Di bulan Ramadan, umat Muslim diajak untuk berbagi dengan sesama, memberi kepada yang membutuhkan, dan merasakan empati terhadap penderitaan orang lain. Ini adalah bentuk ta'abbud yang mencerminkan ajaran Islam tentang kepedulian sosial dan kesejahteraan masyarakat. Isti'anah, dalam hal ini, bisa juga berarti saling menguatkan dan mendukung satu sama lain dalam kebaikan.
Kesimpulannya, berita "Syiar Ramadan Dari Ta’abbud ke Isti’anah" menyoroti dua dimensi penting dalam ibadah selama bulan suci ini. Dalam perjalanan kita mengejar keridhaan Allah, kita perlu menemukan keseimbangan antara kedekatan dengan-Nya melalui ibadah dan pengakuan akan ketergantungan kita kepada-Nya. Selama Ramadan, kita diajak untuk tidak hanya beribadah secara individual, tetapi juga membangun komunitas yang saling mendukung dan peduli. Dengan cara ini, bulan suci tersebut bisa menjadi momentum untuk transformasi spiritual dan sosial yang lebih baik.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment