Seniman dan Pengusaha House of Raminten di Jogja Meninggal, Dikenal Perduli Kaum Marjinal

5 hari yang lalu
4


Loading...
Hamzah Sulaiman, yang lebih dikenal sebagai Kanjeng, pemilik House of Raminten, telah meninggal dunia di usia 75 tahun, Rabu (23/4/2025) malam.
Berita tentang meninggalnya seniman dan pengusaha House of Raminten di Jogja merupakan sebuah kehilangan yang besar bagi komunitas seni dan masyarakat secara umum. Sosok yang dikenal perduli terhadap kaum marjinal ini telah memberikan kontribusi yang signifikan dalam mengangkat dan memberikan suara bagi mereka yang sering terpinggirkan. House of Raminten bukan sekadar sebuah restoran; ia telah menjadi simbol bagi keberagaman dan penerimaan. Tempat ini tidak hanya menawarkan kuliner yang khas, tetapi juga ruang bagi seniman untuk berekspresi. Dalam banyak kesempatan, House of Raminten menjadi tempat diadakannya acara seni, pertunjukan, dan diskusi yang mempromosikan nilai-nilai kemanusiaan. Ini menunjukkan bagaimana pengusaha dalam dunia kuliner dapat berperan aktif dalam memperkuat komunitas seni dan mendukung isu-isu sosial. Keberpihakan terhadap kaum marjinal adalah salah satu karakteristik yang patut dicontoh. Dalam masyarakat yang sering mengabaikan orang-orang yang kurang beruntung, sikap empati dan tindakan nyata untuk membantu mereka adalah tindakan mulia. Hal ini tidak hanya memberikan dukungan material, tetapi juga memberikan semangat dan harapan bagi mereka yang hidup dalam kondisi sulit. Kehilangan sosok seperti ini tentu meninggalkan kekosongan yang besar. Selain itu, warisan yang ditinggalkan oleh sosok ini akan terus hidup dalam bentuk prinsip dan nilai-nilai yang telah ia tanamkan kepada masyarakat. Penting bagi kita semua untuk meneruskan semangatnya dalam membangun solidaritas, keadilan sosial, dan kepedulian terhadap sesama. Dalam dunia yang semakin individualistis, tindakan nyata untuk membantu orang lain sangatlah penting. Peran seorang seniman dan pengusaha seperti ini juga mengingatkan kita bahwa seni bukan hanya sekadar bentuk ekspresi, tetapi juga bisa menjadi alat untuk perubahan sosial. Dengan memanfaatkan platform yang ada, seniman memiliki kekuatan untuk membangun kesadaran publik tentang isu-isu kritis yang dihadapi masyarakat. Ini adalah pengingat bahwa setiap individu memiliki tanggung jawab untuk berkontribusi pada kesejahteraan bersama. Kehilangan ini seharusnya menjadi momen refleksi bagi kita semua. Mari kita mempertanyakan apa yang sudah kita lakukan untuk lingkungan dan komunitas kita. Sudahkah kita mengulurkan tangan kepada mereka yang membutuhkan? Apakah kita cukup peduli untuk mendukung mereka yang terpinggirkan? Dalam rangka mengabadikan nilai-nilai yang telah diperjuangkan, kita bisa memulai dengan tindakan-tindakan kecil dalam kehidupan sehari-hari. Melalui penghormatan terhadap sosok yang telah pergi, kita diingatkan untuk terus berjuang demi keadilan dan kesetaraan. Warisan yang ditinggalkan oleh seniman dan pengusaha House of Raminten di Jogja harus menjadi penggerak bagi kita untuk aktif dalam ikut berkontribusi pada perubahan sosial, karena peran kita semua sangat berarti dalam menciptakan dunia yang lebih baik.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Tags

Comment