BKHIT Lampung Kolaborasi dengan Pengmas FKH Unair Bebaskan Rabies

1 hari yang lalu
2


Loading...
Sepanjang tahun 2024, ada 10 kasus gigitan 10 ekor kucing positif rabies di Lampung.
Berita mengenai kolaborasi antara BKHIT (Balai Karantina Hewan dan Ikan Tanjung Priok) Lampung dengan Pengmas (Pengabdian Masyarakat) Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Airlangga (Unair) dalam upaya membebaskan rabies merupakan langkah yang sangat positif dan patut dicontoh. Rabies adalah salah satu penyakit zoonosis yang sangat berbahaya, dan kolaborasi ini menunjukkan komitmen kedua institusi dalam mengatasi masalah kesehatan masyarakat dan perlindungan hewan. Salah satu aspek penting dari kolaborasi ini adalah kesadaran akan pentingnya edukasi masyarakat terkait pencegahan rabies. Dengan melibatkan mahasiswa dari Fakultas Kedokteran Hewan, diharapkan penyuluhan yang dilakukan tidak hanya bersifat informatif, tetapi juga dapat menarik perhatian masyarakat untuk lebih peduli terhadap kesehatan hewan peliharaan mereka. Edukasi seperti ini sangat diperlukan untuk mencegah terjadinya gigitan hewan yang berpotensi menularkan rabies. Selain itu, kegiatan ini juga mencerminkan sinergi antara akademisi dan instansi pemerintah. Pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki oleh mahasiswa dan dosen dapat memberikan pendekatan yang lebih efektif dalam mengatasi masalah rabies. Mereka dapat melakukan penelitian, pengembangan metode, dan intervensi yang tepat untuk masyarakat. Kolaborasi semacam ini mendemonstrasikan bahwa masalah kesehatan hewan dan manusia tidak dapat diselesaikan secara terpisah, melainkan memerlukan pendekatan multidisipliner. Upaya untuk membebaskan rabies juga berkontribusi terhadap kesejahteraan masyarakat. Dengan mengurangi kasus rabies, akan ada penurunan resiko yang dihadapi oleh masyarakat, terutama di daerah-daerah yang menjadi endemis rabies. Harapan untuk mendapatkan masyarakat yang lebih sehat dan hewan yang lebih terjaga kesehatannya adalah tujuan akhir dari kolaborasi semacam ini. Melihat dampak jangka panjang, kolaborasi seperti ini seharusnya bukan hanya menjadi kegiatan sementara. Idealnya, akan ada program berkelanjutan yang melibatkan pemerintah, akademisi, dan masyarakat untuk terus bekerja sama dalam pencegahan rabies. Selain itu, perluasan program ke daerah-daerah lain yang juga memiliki risiko tinggi terhadap rabies penting dilakukan untuk memastikan upaya ini dapat bergerak secara efektif dan menyeluruh. Secara keseluruhan, berita mengenai kolaborasi BKHIT Lampung dan Pengmas FKH Unair dalam membebaskan rabies patut diapresiasi. Langkah ini tidak hanya menunjukkan kepedulian terhadap kesehatan hewan dan manusia, tetapi juga pentingnya kerja sama lintas sektor dalam menghadapi isu kesehatan yang kompleks. Ke depan, semoga akan ada lebih banyak inisiatif seperti ini yang dapat membantu menciptakan lingkungan yang lebih sehat bagi seluruh makhluk hidup.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Tags

Comment