Warga Manado Sulut Ini Hafal Setiap Bencana Banjir di Kampungnya: Sejak 1956, Paling Besar 2014

24 March, 2025
6


Loading...
Salah seorang warga Komo Luar, Manado, Sulawesi Utara, bernama Samsudin, hafal betul dengan setiap kejadian banjir di kampungnya.
Berita mengenai warga Manado yang hafal setiap bencana banjir di kampungnya, yang terjadi sejak 1956 hingga yang terbesar pada 2014, mengangkat isu yang sangat relevan dan penting dalam konteks perubahan iklim dan pengelolaan risiko bencana. Hal ini menunjukkan betapa berawalnya masyarakat terhadap dampak lingkungan dan sejarah bencana di daerah mereka. Memiliki pengetahuan mendalam tentang bencana yang pernah terjadi bukan hanya menunjukkan ketahanan komunitas, tetapi juga mencerminkan sebuah kultur yang menghargai pengalaman dan pelajaran masa lalu. Masyarakat yang memiliki ingatan kolektif tentang bencana sangat penting dalam penentuan strategi mitigasi ke depan. Pengalaman lokal ini bisa menjadi sumber daya berharga bagi perencana kebijakan dan pemerintah daerah dalam upaya mengurangi risiko bencana di masa datang. Dengan adanya data historis yang kuat, mereka dapat merumuskan langkah-langkah preventif yang lebih efektif, seperti peningkatan infrastruktur, pengelolaan drainase yang lebih baik, dan restorasi lingkungan. Selain itu, kisah seperti ini juga menyoroti pentingnya pendidikan dan penyadaran publik tentang bencana. Masyarakat perlu dilibatkan dalam proses perencanaan dan pengambilan keputusan, agar mereka tidak hanya menjadi korban tetapi juga sebagai agen perubahan. Pendekatan berbasis komunitas dalam menghadapi bencana akan menciptakan rasa kepemilikan dan tanggung jawab yang lebih besar terhadap solusi yang diterapkan. Tetapi, meskipun pengetahuan lokal sangat berharga, kita tidak bisa mengabaikan fakta bahwa frekuensi dan intensitas bencana mungkin akan meningkat akibat perubahan iklim. Oleh karena itu, penting bahwa upaya mitigasi tidak hanya bersifat reaktif, tetapi juga proaktif. Kerja sama antara pemerintah, organisasi non-pemerintah, dan masyarakat setempat harus ditingkatkan agar lebih siap dalam menghadapi potensi bencana di masa depan. Selain itu, peran teknologi dalam pengelolaan bencana juga perlu diperhatikan. Penggunaan sistem peringatan dini yang berbasis data ilmiah dapat membantu mengurangi dampak bencana dengan memberikan informasi yang tepat waktu kepada masyarakat. Integrasi pengetahuan masyarakat dengan teknologi dan ilmu pengetahuan dapat menciptakan sistem mitigasi yang lebih komprehensif. Dalam konteks sosial, kisah ini juga mencerminkan perspektif kemanusiaan yang mendalam. Banjir bukan hanya isu lingkungan, tetapi juga isu sosial dan ekonomi. Banyak masyarakat yang kehilangan mata pencaharian, rumah, dan bahkan nyawa mereka akibat bencana ini. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk melihat bencana dari sudut pandang yang holistik, dengan mempertimbangkan aspek-aspek sosial, ekonomi, dan lingkungan secara simultan. Pada akhirnya, menghargai pengalaman dan pengetahuan masyarakat lokal adalah langkah penting dalam memitigasi dampak bencana. Seperti yang ditunjukkan oleh cerita warga di Manado, pelajaran dari masa lalu dapat menjadi landasan untuk menciptakan masa depan yang lebih aman dan berkelanjutan. Kita semua harus berperan aktif dalam membangun kesadaran dan mitigasi bencana, sehingga tidak hanya satu komunitas yang dapat bertahan, tetapi seluruh masyarakat dapat saling mendukung dan menjaga satu sama lain.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like emoji
Like
Love emoji
Love
Care emoji
Care
Haha emoji
Haha
Wow emoji
Wow
Sad emoji
Sad
Angry emoji
Angry

Comment