Loading...
YSK mendampingi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KASAD) Jenderal TNI Maruli Simanjuntak dalam kunjungan kerja ke Danau Tondano
Berita mengenai Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Komaling, yang mendampingi Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) dalam tinjauan pembersihan eceng gondok di Danau Tondano sangat menarik dan memiliki sejumlah implikasi yang penting. Pembersihan eceng gondok bukan hanya sekadar kegiatan fisik, tetapi juga mencerminkan upaya untuk menjaga kelestarian lingkungan dan memperhatikan kesehatan ekosistem perairan. Danau Tondano, sebagai salah satu danau terbesar di Sulawesi Utara, memiliki nilai ekologi, sosial, dan ekonomi yang tinggi bagi masyarakat sekitar.
Eceng gondok dikenal sebagai tanaman invasif yang dapat menutupi permukaan air dan menghalangi penyerapan sinar matahari, yang berdampak negatif terhadap kehidupan organisme air. Dengan adanya upaya pembersihan ini, kita bisa berharap bahwa kualitas air dan keanekaragaman hayati di danau tersebut dapat kembali pulih. Ini jelas merupakan langkah positif dari pemerintah daerah dan TNI untuk menjaga sumber daya alam.
Keberadaan Gubernur Yulius Komaling dalam kegiatan ini juga menunjukkan komitmen pemerintah daerah dalam urusan lingkungan hidup. Partisipasi langsung pemimpin daerah dalam program-program kebersihan dan pelestarian lingkungan akan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga lingkungan. Ini bisa menjadi contoh bagi daerah lain untuk menggelar kegiatan serupa, sehingga gerakan pemeliharaan lingkungan tidak hanya terbatas pada satu area saja.
Lebih jauh, kolaborasi antara pemerintah daerah dan TNI yang diwakili oleh KSAD dalam kegiatan ini juga menandakan sinergi yang baik antara lembaga sipil dan militer dalam upaya penanganan isu-isu lingkungan. Hal ini bukan hanya menunjukkan pendekatan multifungsi terhadap suatu masalah, tetapi juga menciptakan rasa kebersamaan di antara lembaga pemerintahan dan masyarakat.
Namun, kita juga perlu mengingat bahwa pembersihan eceng gondok adalah langkah awal. Pemeliharaan dan pengelolaan danau secara berkelanjutan juga memerlukan peraturan yang ketat serta partisipasi aktif dari masyarakat. Edukasi tentang dampak negatif eceng gondok dan pentingnya menjaga ekosistem danau perlu diperkuat agar masyarakat memahami tanggung jawab mereka terhadap lingkungan.
Secara keseluruhan, kegiatan ini dapat menjadi momentum bagi gerakan rehabilitasi danau dan pelestarian lingkungan yang lebih luas. Jika diinternalisasikan dalam berbagai tindakan dan kebijakan, inisiatif seperti ini bisa menginspirasi banyak orang untuk terlibat dalam mantenan lingkungan dan menjaga kekayaan alam untuk generasi mendatang. Mari kita berharap Danau Tondano kembali menjadi ekosistem yang sehat dan berproduksi bagi masyarakatnya.

Setujukah? Bagaimana pendapat anda? Berikan comment or reaction dibawah
Like
Love

Care
Haha

Wow

Sad

Angry
Comment